Sukses

Setelah Ancam Kirim Nuklir ke AS, Korut Siap Serang Korsel!

Hanya 24 jam pasca berkoar mengirim roket nuklir ke AS Korut kembali mengeluarkan ancaman. Kali ini sasarannya adalah Korea Selatan.

Hanya 24 jam pasca berkoar mengirim roket nuklir ke Amerika Serikat, Korea Utara, Jumat (25/1/2013) kembali mengeluarkan ancaman. Kali ini sasarannya adalah Korea Selatan.

Pyongyang mengumumkan akan "membalas secara fisik' Korea Selatan, jika ia ikut andil terkait sanksi terbaru pada Korut, yang diputuskan Dewan Keamanan PBB. Membuat situasi di Semenanjung Korea makin tegang.

Pernyataan mengancam tersebut disampaikan Komite untuk Reunifikasi Damai Tanah Air yang disiarkan media Korut, KCNA.

"ika kelompok boneka pengkhianat mengambil bagian langsung dalam 'sanksi' PBB, DPRK (Korea Utara) akan membalas secara fisik," demikian pernyataan Korut, merujuk pada para pimpinan Korsel.

"Sanksi PBB berarti perang. Deklarasi perang terhadap kami," demikian sikap Korut.

Pihak Korut rupanya tersinggung dan menganggap resolusi terbaru Dewan Keamanan PBB yang diambil Selasa lalu. Keputusan peningkatan sanksi untuk Korut diambil secara aklamasi oleh 15 anggota DK PBB, termasuk China -- satu-satunya sekutu Pyongyang. Menyusul uji coba nuklir dan peluncuran roket.

Washington juga memperluas sanksinya pada Korut, dengan target di antaranya dua perusahaan dagang yang berbasis di Hong Kong, dan dua bank Korut yang berada di Beijing.

Gedung Putih juga mengecam ancaman Pyongyang yang akan menggelar uji coba nuklir ketiga. Dengan sasaran AS. "Provokasi lebih jauh justru membuat Pyongyang makin terisolasi. Fokus kepada program nuklir dan misil juga tak ada untungnya bagi rakyat Korut," demikian juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.

Sementara, Beijing, satu-satunya sobat Korut meminta semua pihak untuk menahan diri dan melihat kepentingan jangka panjang.

"Jika Korut  melakukan uji coba nuklir lebih lanjut, China tidak akan ragu untuk mengurangi bantuannya," demikian editorial yang dimuat media China, Global Times. (Ein)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini