Sukses

Farhat Mengakui Kembali Sindir Jokowi-Ahok

Pengacara Farhat Abbas membenarkan dirinya yang menulis soal'Jokowi-Ahok yang menyusahkan rakyat' di jejaring sosial Twitter.

Pengacara Farhat Abbas tak henti-hentinya bersikap sinis terhadap Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok). "Jokosolo dan Ahokisme jangan kan mau jadi Superman Jakarta? Jadi Deni manusia ikan Aja kalee, ke banjir naik gerobak! Nyusah2in rakyat!" tulis Farhat di akunnya @farhatabbaslaw, Minggu 20 Januari lalu.

Dihubungi Liputan6.com, Farhat membenarkan dirinya yang menulis soal'Jokowi-Ahok yang menyusahkan rakyat' di jejaring sosial Twitter. "Iya, saya itu" kata Farhat di Jakarta, Kamis (24/01/2013).

Dia menambahkan, kritikan terhadap Jokowi jangan menyusahkan rakyat ketika meninjau banjir di Jakarta, terkait sang Gubernur menaiki gerobak. "Kalau mau jangan naik gerobak, menyeberang saja, kalau perlu berenang," ucap Farhat.

Farhat juga menyoroti Wagub Ahok yang tidak mau menempati rumah dinasnya. Ahok justru memilih tinggal bersama komunitasnya di Pluit, Jakarta Utara.

"Dikasih rumah dinas enggak mau ditempati, masih saja maunya kumpul dengan komunitasnya," ujar pria berusia 2 Juni 1976.

Menurut Farhat, kalau duet Jokowi-Ahok mau benar-benar mengatasi banjir dan bukan hanya sekadar pencitraan, seharusnya duet itu harus tinggal dengan korban banjir menggunakan tenda. "Kalau mau tinggal dengan korban banjir, berkemah dengan tenda baru tuh" ucap Farhat.

Farhat juga tidak khawatir kritikannya terhadap Jokowi-Ahok akan menurunkan popularitas sebagai calon presiden pada 2014 nanti. "Enggak apa-apa saya bukan idealis dengan pencitraan, kan yang dibutuhkan bukti."

Persoalan banjir di Jakarta juga ditanggapi serius oleh Farhat. Ia menganggap banjir di Ibukota sama dengan banjir nasional. Karena itu penanganan banjir khususnya harus ditangani Presiden yang sekaligus merangkap sebagai Gubernur DKI.

"Banjir Jakarta sama dengan banjir nasional, dan harusnya Presiden merangkap jadi Gubernur Jakarta," ungkapnya.

Farhat juga pernah mengomentari kebiasaan 'blusukan' Jokowi yang dianggap sekadar pencitraan. Menanggapi hal itu, Jokowi, tak mempersoalkannya. "Oh. Nggak apa-apa. Mau di-anu (serang) ya nggak apa-apa. Sudah biasa," jawab Jokowi dengan santai di kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Jakarta, Jumat 11 Januari lalu.

Kritik pedas Farhat ke Ahok juga membuat panas Komunitas Intelektual Muda Betawi (KIMB). Langkah KIMB melaporkan Farhat ke polisi diikuti Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Organisasi ini melaporkan Farhat ke kepolisian terkait komentarnya di akun Twitter yang dinilai menghina etnis Tionghoa.

Sebelumnya, Farhat mengakui dan tidak membantah berkicau di Twitter yang ramai dibicarakan di media sosial itu. Isi kicauan Farhat, "Ahok sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke org Umum katanya! Dasar Ahok plat Aja diributin! Apapun plat nya tetap Cxxx!"

Namun Farhat membantah keras bahwa kicauan itu menyerang etnik tertentu. Ia juga sudah meminta maaf, namun bukan karena merasa bersalah, tapi banyak orang salah mengerti. "Ini saya luruskan. Itu bukan rasialis," kata Farhat kepada Liputan6.com.(Ais)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini