Sukses

DPR: Kasus Daming Buat Calon Hakim Agung Lainnya 'Kaku'

Para peserta calon hakim agung lainnya terlihat lebih 'kaku' dalam mengungkapkan jawaban. Mereka kini lebih berhati-hati menjawab pertanyaan dalam uji kelayakan calon hakim agung.

Pasca candaan soal 'pelaku dan korban perkosaan sama-sama menikmati' yang mendera Calon Hakim Agung Muhammad Daming Sunusi dan berefek panjang terhadap karir kehakimannya, para peserta calon hakim agung lainnya terlihat lebih 'kaku' dalam mengungkapkan jawaban.

Mereka yang saat ini tengah menjalankan uji kelayakan di Komisi III DPR RI, sepertinya berpikir keras untuk menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh anggota komisi III DPR RI agar insiden yang dilakukan Daming tak menimpa mereka. Anggota Komisi III DPR RI yang berasal dari Fraksi PKS Indra mengatakan, para calon hakim agung saat ini lebih banyak menyatakan jawaban-jawaban normatif yang bertameng takut melanggar etika kehakiman dan tidak mau mengomentari saat menjawab pertanyaan setiap anggota Komisi III DPR RI.

"Memang normatif bertameng takut melanggar etika karena tidak boleh mengomentari putusan. Menurut saya karena ada tekanan psikologis kasus Daming walau menurut saya tidak produktif terkendala jawaban normatif dan berlndung dengan kata-kata kode etik dan tidak mau komentari. Akhirnya sangat terbatas walau kami menilai tidak punya terobosan," kata Indra di sela-sela uji kelayakan Calon Hakim Agung di Gedung DPR Jakarta, Selasa (22/1/2013).

Namun, kata Indra, positifnya memang setiap hakim harus hati-hati termasuk hati-hati dalam membuat keputusan. "Tetapi fit and proper tes buat kita uji untuk menggali, saya kira hakim harus punya terobosan punya keberanian tidak pada posisi zona aman. Pertanyaan kita kan untuk menggali sejauh mana wawasan dan kompetensi dia dalam memandang sebuah kasus," tutur Indra.

Karena itu ia menuturkan, "jawaban yang hati-hati dipandang bagus tetapi jangan lebay" dengan pernyataan yang normatif dan terlihat tidak memiliki terobosan. "Mudah-mudahan besok tidak ada lagi 'Daming Syndrom' dalam arti negatif," pungkasnya.

Insidenberbuah kecaman terhadap Daming itu terjadi kala dirinya mendapatkan pertanyaan serius mengenai kejahatan pemerkosaan, yang diajukan anggota Komisi III dari Fraksi PAN, Andi Azhar, dalam uji kelayakan dan kepatutan calon hakim agung.

"Yang diperkosa dengan yang memperkosa ini sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati," jawab Daming ketika itu.

Saat dikonfirmasi kembali atas pernyataannya, Daming berkelit bahwa jawaban tersebut untuk mencairkan suasana. "Saya lihat kita terlalu tegang, supaya ketegangan itu berkuranglah. Tadi kan ketawa sebentar," jawab Daming enteng menanggapinya. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini