Sukses

Siksalah Pembantu, Kau Kutangkap

Monica menganiaya dan mengebiri gaji pengasuh karena dianggap lalai bekerja, dengan alasan mulai dari bangun kesiangan hingga mengantuk. Dia terancam hukuman dua tahun delapan bulan penjara.

Liputan6.com, Jakarta: Pembantu atau karyawan bukan benda yang bisa diperlakukan seenak perut majikan atawa bos. Sebab, mereka adalah manusia yang memiliki harga diri dan juga harus dihormati. Perlakukanlah mereka sewenang-wenang jika Anda ingin merasakan dinginnya tahanan, seperti yang dialami Monica. Perempuan berkulit terang ini kini menjadi penghuni sel Kepolisian Sektor Metro Penjaringan, Jakarta Utara, lantaran menganiaya Bin Alwari, pengasuh anaknya. Gara-gara perbuatannya itu Monica diancam hukuman dua tahun delapan bulan kurungan.

Bekas bogem mentah Monica masih tergambar jelas di tangan, pipi, dan bagian leher baby sitter yang sudah bekerja selama enam bulan di rumah Monica ini. Perempuan berusia 17 tahun itu mengaku sering dianiaya majikan karena alasan sepele. Caci maki sudah jadi makanan harian lulusan sekolah menengah pertama tersebut. Bukan cuma itu, bosnya juga sering mengganjarnya dengan memotong gajinya. Misalnya, jika mengantuk, dia harus membayar Rp 20 ribu, bangun kesiangan dan anak majikan terjatuh Rp 50.000 dan anak muntah didenda Rp 20.000 plus pungutan lain [baca: Majikan Menganiaya dan Memotong Gaji Pengasuh Bayi]. Gawatnya, dia pernah disuruh menjilati muntahan anak majikannya, Cindy Fiora.

Alhasil, gaji remaja bertubuh kerempeng ini bisa dikebiri sampai Rp 290 ribu per bulan dari duitnya yang jika ditotal berjumlah Rp 2 juta lebih per enam bulan. Bahkan, dia cuma menerima Rp 598 ribu selama bekerja. Perempuan bermata sayu ini bukan tak pernah memprotes. "Pernah aku bilang pulangin aja Bu, daripada disiksa," kata Bin. Namun, jawaban Monica, "Besok aku pulangin tapi tunggu tanggal mainnya,". Jadilah, perempuan yang memiliki sertifikat merawat bayi ini menerima perlakuan kasar hingga hari H, ketika Bin bersama yayasan penyalur pembantu Bina Karya melaporkan ulah Monica ke kepolisian.

Sementara Monica berdalih cuma satu kali menyikut Bin. Kala itu, Bin mengantuk ketika anaknya muntah-muntah di mobil yang dikendarainya. Selain itu, dia juga memukuli pembantunya lantaran tak menjaga anaknya sehingga kejepit kulkas. Namun, Monica menegaskan sudah mengkalkulasi ulang potongan yang dibuatnya. "Akhirnya saya perhitungkan kembali dan semua (duitnya) sudah saya kembalikan," kata dia sembari menutupi wajahnya menghindari sorotan kamera.

Penganiayaan seperti yang dialami Bin adalah kasus ketiga selama kurun waktu tiga tahun yang menimpa anak asuh Yayasan Bina Karya yang berlokasi di kawasan Jembatan III, Jakut. Kebanyakan dari mereka tetap kembali menjadi pembantu rumah tangga atau pengasuh rumah tangga meski dihantui trauma. Sebab, cuma itu keterampilan yang mereka miliki.

Sementara Kepala Polsek Metro Penjaringan Komisaris Polisi Krishna Murti berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua orang. "Bahwa perlakuan terhadap pembantu rumah tangga dan karyawan atau siapa pun tidak boleh semena-mena," kata Kapolsek, serius.(TNA/Syaiful Halim dan Agus Ginanjar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini