Sukses

IDI Imbau Korban dan Relawan Banjir Pakai Sepatu Bot

PB IDI mengimbau semua pihak baik warga, relawan, maupun petugas, untuk menggunakan sepatu bot di lokasi banjir.

Saat banjir melanda, banyak warga terjangkit penyakit. Karena itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengimbau semua pihak baik warga, relawan, maupun petugas, untuk menggunakan sepatu bot di lokasi banjir.

"Penggunaan sepatu bot ini agar warga terhindar dari penyakit yang timbul dari adanya bencana banjir, seperti infeksi jamur kulit, atau penyakit dari luka benda tajam, dan penyakit lainnya," kata Ketua Umum PB IDI Zaenal Abidin melalui keterangan pers di Jakarta, Minggu (20/1/2013).

Menurut data IDI, sejumlah penyakit yang paling banyak melanda korban banjir di lokasi bencana maupun di tempat pengungsian adalah ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), infeksi jamur kulit, diare, penyakit lambung, sakit kepala, sakit otot, penyakit gigi dan mulut, penyakit pada mata dan telinga, serta penyakit akibat luka benda tajam.

Zaenal menjelaskan, dalam bencana banjir, biasanya terdapat penyakit lain, yakni demam berdarah yang menjangkit warga beberapa hari setelah banjir terjadi.

"Namun sekarang belum terlihat, tapi kami akan mewaspadai," kata dia.

Oleh karena itu, PB IDI telah mewaspadai datangnya berbagai macam penyakit dengan menyiapkan posko-posko pelayanan kesehatan di sejumlah lokasi di Jakarta.

Pos-pos pelayanan kesehatan yang dikoordinasikan PB IDI terdapat di Jakarta Timur, yakni pos Gereja Koinonia, Matraman, pos Masjid Khairul Anam RW 6 Kampung Melayu dan Pos di RW 3 Kampung Pulo. Selain itu terdapat dua posko yang disiapkan di daerah Rawa Jati dan Rawa Buaya, Jakarta Barat.

Sejak Kamis 17 Januari 2013, lanjut Zaenal, PB IDI telah melayani 938 warga di sejumlah posko tersebut. "Dari pemeriksaan diketahui ISPA merupakan penyakit yang paling sering diderita warga korban banjir," katanya.

Pelayanan itu, tambah Zaenal, juga akan terus bertambah seiring belum surutnya banjir dan curah hujan yang masih tinggi. PB IDI akan terus berupaya mendorong pasokan obat-obatan agar tetap cukup dalam melayani pasien dan menyampaikan edukasi kepada masyarakat melalui penyuluhan mengenai kebersihan diri dan lingkungan.

"Ini sebagai upaya promotif dan preventif untuk penjagaan kesehatan," kata Zaenal. (Ant/Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini