Sukses

Bom Meledak di Wisma Bhayangkari

Ledakan menghancurkan lobi Gedung Wisma Bhayangkari di Kompleks Mabes Polri, Jaksel. Polri memastikan bom yang meledak berkekuatan rendah. Empat saksi mata masih dimintai keterangan.

Liputan6.com, Jakarta: Sebuah bom meledak di halaman Gedung Wisma Bhayangkari di Kompleks Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin (3/2), sekitar pukul 07.10 WIB. Bom itu diyakini berkekuatan rendah atau low explosive. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Ledakan merusakkan kaca mobil Izusu Panther, sebuah sedan, dan sejumlah mobil lain yang diparkir di halaman. "Plafon lobi Wisma Bhayangkari hancur," kata Wakil Kepala Hubungan Masyarakat Brigadir Jenderal Polisi Edward Aritonang dalam konferensi pers yang digelar setelah kejadian. Dia menambahkan, kaca sebuah gedung yang berada sekitar 50 meter dari pusat ledakan juga pecah.
Edward memaparkan, pagi tadi, seorang petugas menemukan sebuah tas jinjing berwarna hitam bertuliskan Powel di samping pot bunga, persis di depan pintu utama wisma. Karena tidak ada pemiliknya petugas kemudian memindahkan tas tersebut ke halaman. "Ketika petugas itu melapor, tas itu meledak," kata Edward. Ledakan terdengar hingga beberapa ratus meter dari Wisma Bhayangkari. "Mungkin ada pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kesempatan," ucap dia. Tapi Edward mengakui peledakan bom membuktikan kelemahan sistem pengamanan tempat umum. Maklumlah, meski berada di lingkungan Mabes Polri, gedung itu kerap digunakan buat pesta perkawinan dan kegiatan agama. Pengguna terakhir aula dilaporkan bernama Rita Yuliati. Rita yang disebut-sebut kerabat artis Paramitha Rusady, menggunakan gedung sejak pukul 16.30 hingga 22.00 WIB.
Hingga berita ini ditulis, polisi masih menyelidiki jenis bom dan pelakunya. Berdasarkan informasi yang dihimpun reporter SCTV, bahan peledak itu mengandung trinitrotoluene (TNT), sulfur, dan belerang. Peledakan diyakini memang mengarah ke kawasan Mabes Polri, bukan ke rumah Duta Besar Yunani yang berada di depan gedung. Empat saksi mata juga masih dimintai keterangan di Ruang Reserse. Keempat orang itu adalah Norman dan Entik (keduanya petugas kebersihan gedung), Ibu Yupi Maitimu dan Ibu Dewi Partogi (marketing Wisma Bhayangkari).
Setelah kejadian, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Pol. Makbul Padmanegara serta Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Pol. Erwin Mapasseng langsung menuju lokasi. Ketua Tim Investigasi Kasus Bom Bali Irjen Pol. I Mangku Pastika juga hadir. Puluhan personel Tim Gegana serta Pusat Laboratorium dan Forensik Polri terlihat sibuk mengumpulkan barang bukti. Kapolda hanya meninjau lokasi dan tidak memberikan komentar soal pengeboman tersebut. Sedangkan, Pastika berpendapat, ledakan berasal dari bom rakitan.
Wisma Bhayangkari berdiri pada 1974. Dua tahun silam, gedung yang beralamat di Jalan Sanjaya Nomor 1, Jaksel ini, baru direnovasi. Sejak didirikan, wisma sering dipakai untuk kegiatan para istri anggota Polri. Belakangan gedung tersebut menjadi fasilitas umum dengan uang sewa Rp 4 juta. Saat ini, pengelolaan berada di bawah Persatuan Istri Polisi Bhayangkari. Sementara penjagaan gedung diserahkan ke Detasemen Mabes Polri. Anehnya, penjagaan di sekitar gedung dinilai kurang ketat. Buktinya, dua tahun silam, di lokasi yang sama juga ditemukan sebuah paket yang diduga bom. Paket itu ternyata bukan bom, melainkan cuma beberapa gumpalan piranti elektronik [baca: Benda Asing di Mabes Polri Bukan Bom].(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.