Sukses

VIDEO: Banjir di Mana-mana

Selain di Jakarta, banjir juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya merendam rumah dan sekolah, banjir juga menggenangi pusat perbelanjaan.

Selain di Jakarta, banjir juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya merendam rumah dan sekolah, banjir juga menggenangi pusat perbelanjaan.

Seperti di Bekasi, Jawa Barat, ratusan rumah dan pusat perbelanjaan digenangi air hingga 1,5 meter. Pusat perbelanjaan Mega Bekasi yang menampung ratusan pedagang, kebanjiran akibat kali Bekasi meluap dan air masuk ke dalam pusat perbelanjaan tersebut dengan ke dalaman 1,5 meter. Air juga menyapu ratusan rumah di kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, dan Babelan.

Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang, sejak Selasa pagi mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah Kota Semarang. Tidak hanya jalan dan pemukiman, banjir juga menyebabkan sejumlah sekolah terendam.

Salah satu yang paling parah dialami Sekolah Dasar Kalicari 01 Semarang, yang berada di Jalan Supriyadi Semarang. Banjir merendam seluruh halaman sekolah hingga ruang kelas dengan ketinggian mencapai 1 meter. Pihak sekolah telah mengantisipasi dengan memindahkan siswa ke ruang kelas lainya yang berada di lantai dua sekolah yang jauh dari banjir.

Hujan deras juga mengakibatkan meluapnya sungai Kaligawe, Semarang. Akibatnya jalan raya Semarang Demak terendam hingga 1 meter. Akibatnya arus lalu lintas dari arah Semarang maupun dari arah Surabaya macet berpuluh kilometer. Jalur Pantura dari Semarang ini menjadi langganan banjir setiap musim hujan, meski sudah ditinggikan namun tetap saja terendam banjir jika musim hujan.

Daerah langganan banjir, Bale Endah, Bandung, juga terendam akibat luapan sungai Citarum. Ketinggian air kini mencapai 50 centimeter, bahkan warga khawatir jika ketinggian air akan terus meningkat akibat curah hujan yang tinggi.

Warga pun kini mulai kembali tinggal di atap loteng rumahnya. Sebagian anak-anak terpaksa tidak masuk sekolah akibat banjir dan memilih bermain air. Meskipun proyek normalisasi dan pembuatan polder atau tempat penampungan air terus dilakukan pemerintah, namun sebagian warga memilih relokasi untuk mengatasi banjir. (mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini