Sukses

4 Wanita Topless Saat Paus Pimpin Doa

Empat wanita Ukraina demo bertelanjang dada saat Paus Benediktus XVI sedang memimpin doa Angelus.

Demo bertelanjang dada menjadi senjata andalan wanita Ukraina dalam berdemonstrasi. Tidak hanya di negerinya sendiri, wanita Ukraina juga kerap nekat demo topless di negeri seberang. Parahnya, kali ini dilakukan saat Paus Benediktus XVI sedang memimpin doa Angelus.

Posisi Paus saat itu berada di jendela apartemen pribadinya di St. Peter's Square, Vatican City, Minggu 13 Januari 2013, waktu setempat.

Jemaat berkerumun di jalanan depan apartemen. Tiba-tiba 4 wanita di dalam kerumunan melepas busana bagian atasnya sehingga menimbulkan kehebohan.

Mereka memprotes sikap Vatikan yang menentang keras pernikahan sejenis. Di bagian dada dan punggung keempat wanita tersebut tertulis slogan protes. "In Gay We Trust" sebagai pelesetan dari "In God We Trust" yang salah kerap ditemui di lembaran dolar Amerika Serikat. Ada juga tulisan "Shut Up!" yang ditujukan kepada para pembenci gay.

"Hari ini, kami di sini untuk memprotes sikap homofobia (takut atau penentang penyuka sejenis)," kata salah satu demonstran, Inna Shevchenko, seperti dilansir Washington Post, Senin (14/1/2013).

Polisi pria maupun wanita kemudian menangkapi keempat wanita bertelanjang dada tersebut meski melawan. Para jemaat sempat teralihkan perhatiannya dengan menonton kehebohan tersebut. Sementara Paus sama sekali tidak terganggu. Dia tetap memimpin doa Angelus dengan lancar.

Menurut New York Daily News, aksi keempat wanita tersebut dipicu sikap Vatikan yang menentang keputusan pengadilan soal hak asuh anak jatuh kepada seorang ibu yang menikah dengan wanita lain. Mantan suaminya yang didukung Vatikan kemudian memprotes keputusan pengadilan. Alasannya, sang anak tak akan bisa hidup layak bersama ibu dan pasangan wanitanya.

Demo topless wanita Ukraina di luar negeri sebelumnya pernah terjadi di Davos, Swiss, akhir Januari 2012 lalu. Ketika itu, mereka bertelanjang dada sambil membawa poster protes agar mereka dapat masuk dalam pertemuan CEO dan pemimpin politik dalam suatu pertemuan ekonomi dunia. Ketiga wanita tersebut ingin memberikan aspirasi mengenai kebutuhan kaum miskin di seluruh dunia. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.