Sukses

Terobosan! Raja Arab Tunjuk Perempuan Jadi Anggota Dewan Syariah

Perempuan bahkan mendapat kuota 20 persen dalam Dewan Syariah yang dulu hanya beranggotakan pria.

Sebuah terobosan dilakukan Raja Arab Saudi,  Abdullah Bin Abdul Aziz. Untuk kali pertama dalam sejarah, Raja menunjuk perempuan menjadi anggota Dewan Syariah.

Seperti dimuat BBC (11/1/2013), dalam surat keputusannya, Raja Abdullah bahkan menyebut, perempuan harus mengisi seperlima kursi dari total 150 anggota di Dewan Syariah. Atau memiliki kuota 20 persen.

Raja telah menunjuk 30 nama perempuan, yang dianggap punya kuallifikasi, untuk bergabung dalam dewan yang sebelumnya hanya beranggotakan para pria.

Meski tak berwenang mengambil keputusan penting, Dewan Syariah adalah lembaga berpengaruh di Arab Saudi. Seluruh anggotanya ditunjuk raja dengan masa tugas empat tahun.

Dalam surat putusannya, Raja Abdullah juga menekankan, anggota perempuan harus tetap mematuhi norma-norma Islam yang ditafsirkan dengan ketat di negara itu.

Salah satunya, anggota perempuan harus memasuki gedung lewat gerbang berbeda. Juga duduk di bagian khusus yang terpisah dari anggota lain.

Salah satu perempuan yang ditunjuk, Thuraya al-Arrayed, seorang spesialis pendidikan, mengatakan keputusan raja meningkatkan kepercayaan diri perempuan untuk ambil bagian dalam memutuskan hal-hal penting di negara tersebut.

"Saya berharap keputusan untuk membuka kesempatan bagi perempuan yang memenuhi kulalifikasi tak hanya di bidang politik, tapi juga bidang lain," kata dia kepada Al Arabiya.

Terobosan

Ini adalah terobosan penting di Arab Saudi, salah satu bagian dari upaya reformasi politik Raja Abdullah.

Kabar baik bagi kaum hawa ini menyusul keputusan Kepolisian Syariah Arab Saudi atau Hai'a yang akan merekrut perempuan dalam satuannya.

Juga tonggak sejarah yang dicatat pada Olimpiade London 2012, di mana untuk kali pertamanya Arab Saudi mengirimkan atlet perempuan. Dalam cabang judo dan lari 800 meter.

Sebaliknya, masih ada batasan ketat bagi perempuan di negeri kaya minyak itu. Termasuk larangan keras bagi perempuan untuk mengemudikan mobil, yang kerap jadi kontroversi. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.