Sukses

Pasca Atap Sekolahnya Roboh, Siswa Akan Sekolah dengan 2 Shift

Murid-murid itu akan bersekolah dengan sistem giliran, atau menggunakan 2 shift yakni pagi dan sore hari.

Pasca atap bangunan sekolah SD Negeri Banar I di Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukaja, Bogor, Jawa Barat roboh, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor pun menginstruksikan siswa SD Negeri Banar 01 untuk kembali bersekolah dengan 2 shift.

Murid-murid itu akan bersekolah dengan sistem giliran, atau menggunakan 2 shift yakni pagi dan sore hari.

"Kegiatan belajar mengajar akan tetap dilanjutkan, kita sarankan untuk sementara waktu menggunakan sistem shift pagi dan siang," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Rustandi di Bogor, Kamis (10/1/2013).

SD Negeri Banar 01 yang terletak di Kampung Babakan Tajur, Desa Harkat Jaya Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Atap bangunan sekolahnya roboh pada Selasa (8/1) pagi, saat para siswa sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Dalam peristiwa itu, 1 guru dan 34 orang siswa terluka. 28 orang korban mengalami luka ringan dan 6 orang diantaranya mengalami luka berat.

Menurut Rustandi, kejadian ambruknya atap sekolah SD tersebut merupakan musibah yang tidak dapat diduga siapapun.

"Kejadian ini teguran untuk kita semua, dan menjadi pelajar kepada kita bagaimana secepatnya memuliskan kembali kondisi sekolah," kata Rustandi.

Ia mengatakan, pihaknya akan mengupayakan agar siswa dapat belajar di gedung sekolah yang masih tersisa. Hal itu akan dilakukan untuk sementara waktu, sebelum perbaikan bangunan sekolah yang roboh itu selesai.

Menurutnya, SD Negeri Banar 01 memiliki 2 unit bangunan sekolah. Satu unit terdiri dari 4 ruang, dimana 3 ruang merupakan ruang kelas belajar dan satu ruangan guru.

"Kita bisa memaksimalkan penggunaan 1 unit bangunan sekolah yang masih tersisa, ada 3 kelas jadi bisa digunakan untuk belajar siswa secara bergantian," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri Banar 01, Sukmadjaja mengatakan, pihaknya masih trauma untuk bisa belajar lagi. Karena khawatir atap bangunan yang tersisa akan roboh.

"Masih ada sedikit rasa khawatir takut atap gedung ini rubuh juga," ujar Djaja.

Namun, lanjut Djaja, pihaknya tidak bisa meliburkan siswa cukup lama mengingat bulan ini merupakan bulan efektif belajar.

"Dua bulan lagi siswa akan memasukin masa ujian. Jadi bulan-bulan ini adalah bulan efektif belajar, akan sangat rugi bila siswa libur terlalu lama," ungkapnya. (Ant.)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.