Sukses

Ilmuwan: Ini Ramalan Suku Maya yang Jadi Kenyataan

Para ilmuwan menemukan, bangsa Maya secara akurat memprediksi fenomena astronomis yang terjadi di masa depan.

Suku Maya dikenal luas gara-gara prediksi kiamat 21 Desember 2012, yang terbukti gagal total -- meski sejatinya mereka tak pernah meramalkannya. Belakangan, para ilmuwan justru menemukan, bangsa itu secara akurat memprediksi fenomena astronomis yang terjadi di masa depan.

Sebuah buku berjudul, "Astronomy in the Maya Codices" (American Philosophical Society, 2011), yang diganjar penghargaan  Osterbrock Book Prize dalam konferensi  American Astronomical Society, 7 Januari 2013 lalu, mengungkap secara detail serangkaian pengamatan yang dibuat para astronom Maya sebelum abad ke-16.

Adalah pasangan suami-istri antropolog , Harvey dan Victoria Bricker, yang mendedikasikan hidup mereka untuk mencari tahu bagaimana Suku Maya -- pra Columbus, memahami dunia di sekeliling mereka.

Pasangan ahli itu menghabiskan banyak waktu untuk menerjemahkan hieroglif kompleks yang direkam dalam perkamen Maya.

Dengan mengurai kode hieroglif Maya dari empat naskah yang berbeda yang disimpan di Madrid, Paris, Meksiko, dan Dresden, kedua ahli itu melacak bagaimana tampilan langit malam saat bangsa Maya masih jaya.

"Kami berurusan dengan data yang nyata," kata Harvey Bricker seperti dimuat situs sains LiveScience (8/1/2013).

Suami istri Bricker menerjemahkan tanggal dalam kalender Maya, dicocokkan dengan kalender modern. Lalu membandingkan pengetahuan masa kini soal orbit dan siklus planet dengan data Maya. Yang mengejutkan, data dari dua peradaban berbeda itu akurat.

Bahkan, dua ilmuwan itu menemukan kalender astronomi yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 secara akurat memprediksi gerhana matahari pada 1991, berabad-abad setelah peradaban Maya berakhir. Gerhana matahari pada 1991 terjadi pada tanggal 11 Juli tahun itu.

Venus dan Mars Simbol Malapetaka

Pasangan ilmuwan itu juga menemukan, Maya punya sejumlah banyak takhayul tentang benda-benda langit yang bisa diamati di langit malam.

Ada matahari dan bulan, yang dianggap dewa dan dewi. Keduanya masuk kategori ramah. Mudah untuk memetakan, memprediksi, dan melacak siklus dua benda langit itu.

Sebaliknya, yang dianggap kurang bersahabat adalah Venus dan Mars. Pergerakan dari kedua planet itu kerap dianggap sebagai sinyal bahaya. Kehancuran dan malapetaka bergantung pada posisi mereka di langit.

Manuskrip Maya memperingatkan, jika Venus bersinar di atas anak-anak, orang tua, perempuan, atau pria sehat di titik yang pas dengan orbitnya, bahaya niscaya akan datang atas mereka.

Karena bangsa Maya ingin memastikan potensi bahaya itu tidak memengaruhi kehidupan warganya, mereka menyusun catatan yang sangat rinci di mana Venus dan planet-planet lainnya muncul di langit malam pada hari-hari tertentu.

Sementara, Mars, dewa binatang,  menandakan hari suram bakal datang untuk semua orang. "Dianggap ada hubungan ketidakbahagiaan antara fenomena terkait Mars dengan pertanian," kata Harvey Bricker. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini