Liputan6.com, Sorong: TNI akan bersikap keras dan tegas kepada setiap kelompok yang berniat mengacau dan memisahkan Papua dari Indonesia. "Mereka (pengacau) harus berhadapan dengan TNI," kata Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto saat dikukuhkan menjadi Panglima Perang Suku Mo, di Sorong, Papua, Sabtu (18/1).
Selain Endriartono, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh juga diangkat menjadi Panglima Laut Suku Raja Ampat. Menurut Endriartono, pengukuhan ini menjadi panglima suku adalah pengakuan masyarakat Papua terhadap Negara Kesatuan RI.
Sementara itu, juru bicara Organisasi Papua Merdeka Alex Mebri menegaskan, pihaknya tidak mutlak menginginkan pisah dengan NKRI. Menurut Alex, warga Papua hanya menginginkan pemerataan pembangunan. "Republik (Indonesia) harus membangun (Papua). Itu kewajiban," kata mantan Panglima Perang OPM itu di atas Kapal Perang KRI Teluk Kambani.
Alex juga menyatakan, Dewan Presidium Papua sudah dibubarkan sejak 13 Januari silam. Sebagai gantinya, OPM menyerahkan wewenang sepenuhnya kepada Dewan Adat Papua. Diharapkan, Dewan Adat mampu memperjuangkan hak-hak warga Papua secara diplomatis, bukan dengan kekerasan.(ZAQ/Hasan Sentot dan Iwan Gunawan)
Selain Endriartono, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh juga diangkat menjadi Panglima Laut Suku Raja Ampat. Menurut Endriartono, pengukuhan ini menjadi panglima suku adalah pengakuan masyarakat Papua terhadap Negara Kesatuan RI.
Sementara itu, juru bicara Organisasi Papua Merdeka Alex Mebri menegaskan, pihaknya tidak mutlak menginginkan pisah dengan NKRI. Menurut Alex, warga Papua hanya menginginkan pemerataan pembangunan. "Republik (Indonesia) harus membangun (Papua). Itu kewajiban," kata mantan Panglima Perang OPM itu di atas Kapal Perang KRI Teluk Kambani.
Alex juga menyatakan, Dewan Presidium Papua sudah dibubarkan sejak 13 Januari silam. Sebagai gantinya, OPM menyerahkan wewenang sepenuhnya kepada Dewan Adat Papua. Diharapkan, Dewan Adat mampu memperjuangkan hak-hak warga Papua secara diplomatis, bukan dengan kekerasan.(ZAQ/Hasan Sentot dan Iwan Gunawan)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.