Sukses

VIDEO: Motivasi Ammar Bogis untuk Berprestasi

Meski dengan kertebatasan karena lumpuh, Ammar Bogis bisa berprestasi menjadi lulusan terbaik di universitas, jurnalis dan presenter di beberapa acara televisi.

Sebuah lembaga pendidikan di Jalan Buncit Raya, Jakarta Selatan, menggelar acara istimewa akhir Desember 2012 lalu. Dalam kuliah umum, tampil Syekh Ammar Bogis, seorang motivator dari Arab Saudi.

Boleh dikatakan, Ammar lumpuh total, hanya lidah dan matanya yang bisa bergerak. Walau begitu, Ammar mampu meraih berbagai prestasi. 30 juz al Quran dihafal dalam dua tahun saat usianya baru 13 tahun.

Ammar bugis lahir di Wisconsin, Amerika Serikat tahun 1986. Nama Bogis berasal dari kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi. Meskipun lahir normal, pada usia 2 bulan Ammar terdiagnosis penyakit langka Werdnig Hoffmann yang mengakibatkan kemampuan geraknya lenyap.

Masa kanak kanak ia lalui dengan susah payah. 3 kali Ammar nyaris kehilangan nyawa. Dokter sempat memprediksi usia Ammar tidak akan melewati 2 tahun. Tapi rupanya tuhan berkata lain. Di Amerika Serikat, Ammar mampu menempuh pendidikan di sekolah umum sampai kelas III SD. Setelah itu, Ammar kembali ke Arab Saudi, pendidikannya dilanjutkan di rumah atau home schooling.

Prestasi akademis Ammar pun terus bersinar. Ia menjadi lulusan terbaik di jurusan Jurnalistik King Abdul Azis University. Semua orang pun menyukai dia.

"Semua orang suka sama dia termasuk teman-teman kuliahnya," ujar Munawar Abdul Satar, mantan supir pribadi Ammar Bogis.

Keterbatasan fisik tidak menghentikan langkah Ammar. Ia menjadi wartawan olahraga harian al Madinah yang terbit di Jeddah, serta menjadi kolumnis harian Ukaz yang terbit di Riyadh. Ia bahkan menjadi produser dan presenter untuk beberapa acara televisi.

Memang mengagumkan karena Ammar melaksanakan tugas kewartawanan tanpa bantuan catatan atau alat perekam. Ia hanya mengandalkan daya ingat. Kendati demikian, Ammar tidak ingin diistimewakan. Saat menjadi juru bicara resmi Kerajaan Arab saudi untuk orang-orang berkebutuhan khusus, Ia justru berkampanye. Agar dia dan rekan-rekan senasib lainnya lebih dikenal sebagai orang berkemampuan khusus bukan berkebutuhan khusus.

Keinginan itu dituangkan ke dalam buku otobiografi yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Iidonesia.

"Yang paling penting dari rahasia kesuksesan saya, adalah iman kepada Allah SWT SWT... lalu mendalami al Quran dan tawwakal kepada Allah. Selanjutnya kemauan yang tinggi, tidak berhenti berusaha, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT," ujar Ammar saat bertandang ke Jakarta, akhir Desember 2012 lalu.

Hidup ammar memang tidak mudah. Tiga tahun lalu Ammar menikahi wanita Mesir seorang janda berputra satu. Meski sebelumny harus menghadapi tantangan dari keluarga calon istri.

"Penolakan keluarga adalah hal yang normal. Adalah normal bagi ayah dan ibu, khawatir terhadap masa depan anak perempuannya. Saya yakin, banyak keluarga akan menolak, bila anaknya dilamar seseorang seperti Ammar. Itu adalah hal yang wajar," kata Nazlaa Elfatha, istri Ammar Bogis saat menceritakan proses pernikahan dirinya dengan Ammar.

"Namun, syukur kepada Allah sejak saya menikah dengan Ammar, dia terus berkembang sukses. Insya allah, Allah akan terus memberinya kesuksesan...," ujar Nazlla dengan penuh senyum bahagia.

Kisah hidup Ammar telah mendunia. Ammar sempat berkunjung ke Masjid Istiqlal di Jakarta. Di masjid terbesar di Indonesia ini ribuan jamaah sangat terinspirasi, termasuk da'i kondang Yusuf Mansyur.

"Banyak dari kita yang tidak merasa beruntung, padahal kaki kita lengkap, tangan ada, mata bisa melihat. Tapi karena gara-gara hal kecil saja jadi putus asa. Karunia Allah tidak disyukuri," ujar Ustadz Yusuf Mansyur, rekan Ammar Bogis.

"Ammar sesorang istimewa, punya daya juang yang tinggi melampui apa yang tidak bisa dilakukan anak-anak muda seperti kita. Ia menjadi sosok motivasi bagi generasi muda untuk terus berpreastasi, "kata Ustadz Ahmad Slamet Ibnu Syam, pengurus pesantren Darul Quran.

Sambil menempuh pendidikan S2 atas beasiswa pangeran Uni Emirat Arab, pemuda berusia 26 tahun ini menjadi dosen di Universitas Dubai. Ammar memang cepat belajar. Tidak lama dia sudah bisa berbicara dalam Bahasa Indonesia sederhana. Ia bahkan sempat melontarkan doa dan harapan kepada Allah.

"Satu harapan saya sama Allah SWT, mau sepuluh detik sujud lalu kembali ke posisi ini. Harapan saya, mau buka al Quran dengan tangan saya sendiri," ujar Ammar dalam doanya. (Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini