Sukses

Tak Mau Kecolongan Lagi, Densus 88 Bersikap Tegas

Anggota Densus 88 Antiteror menembak mati dua terduga teroris di Makassar karena tak mau lagi kecolongan seperti di Poso dan Solo.

Dua terduga teroris ditembak mati oleh anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror di sekitar Masjid Al Nur Afiah, Rumah Sakit Regional Wahidin Sudirohusodo, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan. Penembakan dilakukan karena petugas tak mau lagi kecolongan.

"Mereka adalah kelompok yang terlatih dan beraksi menggunakan senjata api, makanya petugas di lapangan segera melumpuhkan," jelas Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, di Jakarta, Jumat (4/1/2013).

Boy menggambarkan betapa nekatnya pelaku, yang dibuktikan ketika mereka membunuh Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman yang ditemukan di lembah Kampung Taman Jeka, Poso, Sulawesi Tengah, Oktober tahun lalu. Demikian pula saat kelompok teroris menyerang pos polisi di Singsaren, Solo, Jawa Tengah, akhir Agustus 2012 yang mengakibatkan tewasnya Bripka Dwi Data Subekti karena tertembak.

Dari penelusuran kepolisian pula diketahui bahwa mereka adalah anggota teroris dari jaringan Makassar yang melakukan pelemparan bahan peledak pada saat acara ulang tahun DPD Partai Golkar, Minggu, 11 November 2012. Dalam peristiwa itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang membuka acara jalan santai selamat dari ledakan.

Ditambahkan Boy, para terduga teroris yang saat ini bergerak di Makassar merupakan alumni Poso. Mereka terus berpencar keluar Poso dan mencari daerah operasi yang baru. "Kalau yang ini merupakan jaringan Santoso yang berkembang ke Sulsel," ujar Boy.

Sementara itu, dua terduga teroris yang ditembak mati di Makassar sudah diterbangkan ke Jakarta.(Ado)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini