Sukses

Dukung Ical, HP MKGR: Saatnya Pengusaha Jadi Presiden

Ketua Umum HP MKGR menyatakan sudah saatnya kursi presiden Indonesia diisi dari kalangan pengusaha.

Pemilihan presiden di Indonesia memang baru digelar tahun 2014 mendatang, tetapi genderang perang sudah mulai ditabuh. Deklarasi ataupun dukungan pencalonan terus mengudara ke publik. Seperti yang disampaikan Ketua Umum Badan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha (HP) Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Arman Amir.

Dia menyatakan bahwa sudah saatnya kursi presiden Indonesia diisi dari kalangan pengusaha. Karenanya, HP MKGR yang merupakan bagian dari Ormas MKGR yang berafiliasi terhadap Partai Golkar mendukung penuh Pencapresan tunggal Aburizal Bakrie dari Partai Golkar.

"Kami sebagai himpunan pengusaha MKGR, kami mendukung pak ARB sebagai presiden, karena inilah saatnya seorang pengusaha sebagai presiden. Jadi kami ingin tahu apa yang akan diperbuat nanti oleh presiden yang berlatarbelakang pengusaha," kata Arman saat ditemui di acara HUT MKGR di Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2013).

Selama ini, lanjut Arman, presiden di Indonesia tidak pernah berlatarbelakang pengusaha, misalnya Soekarno yang berlatarbelakang Aktivis, lalu Soeharto dari militer, Habibi seorang teknokrat, Gus Dur selaku budayawan, lalu Megawati seorang Aktivis dan SBY yang juga dari militer.

"Jadi ini sudah saatnya pengusaha yang memimpin negeri ini. Jadi kita percayakan untuk pengusaha memimpin negeri ini dan Insya Allah bisa lebih baik dari presiden-presiden sebelumnya," ungkapnya.

Arman menambahkan, faktor yg terpenting itu jika dilihat dari sisi ekonomi, pengusaha sangat berperan penting di Indonesia. Sebab jumlah pengusaha masih sangat minim di indonesia. Jumlah pengusaha di Indonesia dari data yang ia dapat hanya 0,54 persen.

Padahal, kata Arman, yang membuat negara itu berkembang adalah negara yang jumlah pengusahanya minimal sebanyak 2 persen. Di malaysia, jumlah pengusahanya ada 4 persen, di Singapura 7,2 persen, di Amerika Serikat 11,4 persen.

"Jadi kita jauh sekali perbandingannya oleh negara yang berkembang dan maju. Jadi jumlah pengusahanya harus diperbanyak dengan begitu jumlah pengangguran berkurang," pungkasnya. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.