Sukses

Ribuan Massa Berdemonstrasi di Depan Istana Merdeka

Massa SBSI, SPSI, SP Astra Motor, karyawan BCA, kader PPP Reformasi, dan Pemuda Pancasila menuntut kenaikan harga BBM, TDL, dan telepon dibatalkan. Presiden dan wapres layak turun bila mengabaikan aspirasi.

Liputan6.com, Jakarta: Sekitar empat ribu demonstran memenuhi ruas Jalan Medan Merdeka Utara di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (9/1) siang. Massa tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Serikat Pekerja Astra Motor, karyawan Bank Central Asia, Partai Persatuan Pembangunan Reformasi, dan Pemuda Pancasila. Mereka menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, tarif dasar listrik, dan telepon. Para demonstran berjanji akan beraksi hingga malam nanti, jika pemerintah tak menggubris tuntutan mereka. Selain berorasi, sebagian pengunjuk rasa juga menabuh gendang sehingga suasana menjadi riuh. Jumlah demonstran yang membludak memaksa polisi pengaman demonstrasi membuat pagar betis di depan gerbang istana.

Sebagian besar massa terdiri atas anggota SPSI. Padahal sebelumnya, SPSI menyatakan tak akan berunjuk rasa hari ini. Alasannya, aksi besar-besaran itu disinyalir bermuatan politis. SPSI baru akan berunjuk rasa pada 14 Januari mendatang [baca: SPSI Menolak Ikut Demonstrasi Kenaikan BBM]. Namun, akhirnya mereka memutuskan berdemonstrasi sekarang karena sudah tak tahan lagi dengan kebijakan pemerintah yang dinilai tak berpihak kepada rakyat.

Pada waktu dan tempat yang sama, beberapa anggota Komisi Aksi Masyarakat Antikorupsi juga berunjuk rasa. Mereka menuntut pemerintah menutup selamanya Pabrik Kertas PT Inti Indorayon Utama (sekarang berganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari--Red). Aksi ini dilancarkan bersamaan dengan Sidang Kabinet Terbatas yang membahas pembukaan kembali PT Inti Indorayon Utama. Sidang tersebut dipimpin langsung oleh Presiden.

Sebelum bergerak ke Istana Merdeka, para pengunjuk rasa melancarkan aksi mereka di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakpus. Kehadiran mereka praktis membuat Bundaran HI penuh dengan pengunjuk rasa. Selain menuntut pembatalan kenaikan harga, mereka juga menilai Presiden Megawati Sukarnoputri dan Wakilnya Hamzah Haz layak turun bila tidak memperhatikan aspirasi masyarakat.

Setelah berorasi, sebagian pengunjuk rasa bergerak menuju istana. Sementara sebagian lain bertahan untuk menunggu rekan mereka yang datang dari wilayah Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi. Penjagaan unjuk rasa di Bundaran HI tak terlalu ketat. Polisi lebih terpusat di sekitar Istana Merdeka.

Di Surabaya, Jawa Timur, aksi menolak kenaikan harga dipusatkan di Kantor DPRD Tingkat I Jatim di Jalan Indrapura. Demonstrasi yang dilakukan ratusan anggota Pemuda Satu Kedaulatan Rakyat dan Himpunan Mahasiswa Islam ini berlangsung sejak pagi. Aksi tersebut dijaga anggota Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya dan Satuan Brigade Mobil Surabaya. Demonstrasi mengakibatkan pusat pertokoan Delta Plaza sepi pengunjung.

Aksi serupa juga terjadi di Sidoarjo, Jatim. Selain mahasiswa dan buruh, unjuk rasa diikuti pula oleh sejumlah elemen masyarakat. Dari Sidoarjo, mereka bergerak menuju Surabaya. Namun, anggota Polwiltabes Surabaya menghadang massa di kawasan Bundaran Waru dan menyuruh mereka kembali ke Kota Sidoarjo. Penghadangan ini tidak sampai menimbulkan ketegangan.(ZAQ/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.