Sukses

Tokoh Agama Ancam Kirim 'Doa Maut' ke Menaker Arab Saudi

Gara-garanya, Pak Menteri membuka lapangan kerja untuk perempuan, terutama di toko pakaian dalam.

Niat Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi, membuka lapangan kerja untuk perempuan, terutama di toko pakaian dalam dan kosmetik, ternyata menuai reaksi negatif dari sejumlah tokoh agama.

Seperti dimuat situs Al Arabiya, Rabu (26/12/2012) waktu setempat, sekelompok ulama mengancam akan mengirimkan "doa mematikan". Tujuannya,  Menteri Adel Fakeih bernasib sama dengan pendahulunya, Ghazi al-Gosaibi, yang meninggal dunia akibat sakit kanker pada 2010.

Saat rapat di Kementerian Tenaga Kerja Selasa lalu, sekitar 200 pemuka agama menuding Adel Fakeih sedang menjalankan rencana "westernisasi". Mereka memintanya untuk melarang perempuan bekerja di toko pakaian dalam, atau ia akan menghadapi doa yang bisa membahayakan jiwanya.

Pada 2011, Kementerian memutuskan mengganti salesman pria dengan perempuan di toko pakaian dalam. Selain membuka lapangan kerja untuk perempuan, sekaligus untuk memenuhi permintaan para kaum hawa yang malu berat membeli pakaian intimnya itu dari penjual lawan jenis.

Selama rapat tersebut, tokoh melancarkan serangan bertubi, hanya sedikit  waktu bagi Menaker untuk menjelaskan keputusannya itu, termasuk efek positifnya bagi perekonomian Saudi.

"Aku pernah berdoa agar nasib buruk menimpa salah satu pejabat senior di kementerian. Ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Itu karena ia mulai menerapkan keputusan feminis," kata salah satu ulama, merujuk pada Mantan Menteri Gosaibi, seperti dilansir koran al-Eqtisadiah.

Ulama lain mengatakan, adalah  tugas pemerintah untuk mempekerjakan perempuan, tapi tidak untuk memutuskan di mana mereka harus bekerja. "Saya peringatkan, jangan memicu hasutan, kami hanya datang ke sini untuk memberikan saran, apa yang Anda lakukan telah melempar putri kami di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai."

Setelah diserang bertubi-tubi, Sang Menteri membela keputusan untuk mempekerjakan perempuan. Ia mengingatkan, di era Nabi Muhammad, perempuan punya peran penting dalam perekonomian. Bahkan istri Rasulullah adalah seorang saudagar.

Pak Menteri menambahkan, lebih masuk akal jika perempuan, ketimbang laki-laki yang menjual pakaian dalam untuk kaum hawa.

Menteri lebih lanjut mengatakan, para tokoh agama sebaiknya  menggugat ke pengadilan jika melihat keputusannya itu melanggar hukum.(Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.