Sukses

Rahasia Kerukunan Umat Beragama di Kampung Sawah

Di sebuah kampung, terletak di perbatasan antara Jakarta dan Bekasi, kerukunan antar umat beragama terasa kental.

Di sebuah kampung, terletak di perbatasan antara Jakarta dan Bekasi, kerukunan antar umat beragama terasa kental. Kampung itu bernama Kampung Sawah.

Tokoh masyarakat Katolik di kampung itu, R. Yacobus Napiun ditunjuk sebagai salah satu Ketua Paguyuban Umat Beragama Kecamatan Pondok Melati, Bekasi. Ia mengungkapkan rahasia kerukunan yang dijalin para pemeluk agama yang berbeda-beda di sana.

"Kalau toleransi antar umat beragama itu kita harus kembali kepada toleransi antar masyarakat, karena sebelum ada sebutan toleransi antar umat beragama itu kami sudah punya toleransi kehdupan bermasyarakat di Kampung Sawah. Pada dasarnya toleransi dan kehidupan antar bermasyarakat itu sudah terbangun sejak nenek moyang kami," ungkapnya saat ditemui Liputan6.com di Gereja Katolik ST Servatius Kampung Sawah, akhir pekan ini.

Menurutnya, kerukunan bermasyarakat di Kampung Sawah bukan produk generasi sekarang. Kerukunan di sana sudah lama terbangun oleh para leluhur melalui budaya yang identik dengan Betawi. Karena dalam budaya tidak ada sekat-sekat agama, apakah Muslim, Katolik, Protestan, Hindu atau Budha.

"Jadi kita hidup rukun dan toleransi itu adalah hal yang konkret dan tidak ada embel-embel soal agama. Sampai saat ini kehidupan bermasyarakat dan toleransi antar umat beragama di Kampung Sawah di Kecamatan Pondok Melati ini tidak ada hal-hal yang membuat kami tidak nyaman dan itu tidak ada," katanya.

Ia mengisahkan, kalau ada yang datang ke kampung sawah, dan tinggal di sana, lalu meminum air dari tanah di kampung itu, maka akan langsung menjadi orang Kampung Sawah. Dengan segala tradisi dan budayanya mereka melakukan gerakan-gerakan yang sesuai budaya Kampung Sawah.

"Dan jangan memaksakan budaya luar untuk diterapkan di Kampung Sawah. Karena itu merupakan memaksakan kehendak. Jadi kita harus membangun Kampung Sawah dengan menjadi bagian dari kampung dan jangan membawa budaya dari tempat lain karena itu akan kontra dengan budaya yang ada di sini," ujarnya.

Akar dari kerukunan yang ada di Kampung Sawah, lanjut Yacobus, adalah budaya Betawi. Karena budaya tidak mengotak-kotakan agama, dan budaya yang mengikat agama. Khususnya di Kampung Sawah yang identik dengan budaya Betawi.

"Jadi kalau kata beberapa budayawan bahwa Bhineka Tunggal Ika atau ke bhinekaan mini Indonesia ya ada di Kampung Sawah," imbuhnya.(Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini