Sukses

Ambisi Presiden Perempuan Korsel: Ciptakan Keajaiban

Untuk kali pertama dalam sejarah, seorang perempuan terpilih menjadi Presiden Korea Selatan. Dia adalah Park Geun-hye.

Untuk kali pertama dalam sejarah, seorang perempuan terpilih menjadi Presiden Korea Selatan. Dia adalah Park Geun-hye, yang baru dinyatakan menang dalam Pilpres.

Dalam pidato kemenangan di markas Partai Saenuri, yang berhaluan konservatif, Kamis pagi, ia mengulangi kata-kata yang pernah disampaikan ayahnya, Park Chung-hee: mengajak rakyat untuk keluar dari kemiskinan.

"Aku akan menciptakan kembali keajaiban itu. "Mari hidup dengan baik", sehingga orang-orang tidak cemas dengan kehidupannya. Generasi muda bisa pergi bekerja dengan gembira," kata Park, seperti dimuat CNN, Kamis (20/12/2012).

Park adalah putri dari Park Chung-hee, yang pernah berkuasa selama 16 tahun di Korsel, hingga akhirnya terbunuh pada 1979. Pendapat rakyat Korsel terbelah soal mantan pemimpinnya itu. Ada yang menyebut Park senior seorang diktator, yang mengabaikan hak asasi manusia (HAM) dan memberangus siapapun yang berbeda pendapat. Sebaliknya, dia dianggap berjasa membangun perekonomian Negeri Ginseng.

Tak lupa ia memuji rivalnya, Moon Jae-in dari Democratic United Party. "Saya yakin, ada kesamaan antara saya dan Moon Jae-in. Kami berdua bersedia bekerja untuk negara dan rakyat Korea Selatan."

Perempuan 60 tahun itu akan berkantor sebagai presiden Februari 2013 lalu. Menjadi orang nomor satu di negara yang menghadapi masalah kesenjangan ekonomi akut, anak muda yang didera kekhawatiran soal pendidikan dan prospek kerja, ketegangan yang meningkat dengan negara tetangga Korut.

Korsel juga punya peran penting sebagai salah satu sekutu dekat Barat , sekaligus negara dengan perekonomian terkuat nomor empat di Benua Asia.

Park memperoleh 52% suara, sementara lawannya Moon Jae-in yang hanya mampu mengumpulkan 48 persen dukungan pemilih.

Padahal keduanya punya program serupa, yang moderat: menyetarakan pendapatan, mengendalikan kekuatan konglomerat, dan memperbaiki hubungan dengan Korut.(Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.