Sukses

Dikecam AS & Eropa, Israel Tetap Duduki Palestina

Israel tetap 'keras kepala' mendirikan permukiman di wilayah yang diakui internasional sebagai milik Palestina.

Israel tetap 'keras kepala' mendirikan permukiman di wilayah yang diakui internasional sebagai milik Palestina. Padahal, rencana pembangunan 3.000 rumah ini mendapat kecaman keras dari berbagai negara, termasuk sekutunya, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Seperti dilansir Aljazeera, Rabu (19/12/2012), pemerintah Israel telah mengesahkan rencana pembangunan permukiman E-1 di area strategis Israel-Palestina, yakni di West Bank, Jerusalem Timur. Jumlah rumah yang dibangun pun bertambah dari rencana sebelumnya, yakni dari 3.000 rumah menjadi 6.000 rumah.

Sebagai langkah awal, Israel membangun 1.500 rumah pertama. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Israel, Efrat Orbach menyatakan pihaknya telah menyetujui pembangunan 1.500 rumah di Ramat Shlomo. kemdagri Israel kemudian akan menyusun rencana kembali untuk membangun hunian selanjutnya.

Menurut sumber, Ramat Shlomo adalah permukiman Yahudi yang diakui Israel sebagai wilayahnya pada 1967. Namun pihak internasional tidak menyetujui pengakuan Israel tersebut. Wilayah ini diakui dunia sebagai milik Palestina. Apabila, Israel tetap menduduki wilayah ini, maka masa depan rakyat Palestina suram.

Reaksi Palestina

Menyikapi rencana pembangunan Israel di wilayahnya, Palestina akan mengambil langkah tegas dengan melaporkan dan mendiskusikan masalah ini ke PBB.

"Kami harus mengambil langkah tegas atas pembangunan rumah Israel di wilayah kami. Kami akan berbicara dengan PBB untuk mencegah rencana tersebut," tegas Juru Bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeina. 

Sikap AS dan Eropa

AS dan Uni Eropa tak habis pikir mengapa Israel tetap bersikeras melanjutkan rencananya. 'Barat' pun kembali menyatakan kecamannya kepada Israel.

"Kami sangat kecewa karena Israel bersikeras melanjutkan tindakan provokatif seperti ini. Rencana pembangunan ini berulangkali digembor-gemborkan. Padahal sangat berlawanan dengan jalan perdamaian," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland.

Menurut dia, tindakan Israel ini dapat memperparah hubungan dengan Palestina. "Untuk itu, kami meminta kepada Israel dan juga Palestina untuk tidak melakukan tindakan provokatif," tambahnya.

Senada dengan Nuland, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyatakan keputusan Israel ini sangat provokatif dan memperhambat upaya perdamaian.

"Jika ini benar terjadi, negosiasi untuk menjadikan Jerusalem sebagai ibukota bersama akan sulit. Kami mengimbau Israel untuk membatalkan rencananya dan tidak bertindak seperti ini lagi," kata Hague. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.