Yusril: Tak Ada Preman yang Halangi Jaksa Eksekusi Bupati Aru

Pengacara Bupati Kepulauan Aru Theddy Tengko, Yusril Ihza Mahendra membantah ada sekelompok preman menghalangi tim satgas Kejaksaan Agung saat mengeksekusi Theddy di Bandara Soekarno-Hatta ketika hendak menuju Kejaksaan Negeri Dabo, Maluku.

"Siapa yang menghalang-halangi? Mana ada preman yang menghalang jaksa saat eksekusi tersebut," kata Yusril dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (14/12/2012).

Yusril justru menuding pihak kejaksaan yang melakukan hal tersebut. Sebab menurutnya, pada Rabu malam saat Theddy hendak dibawa ke Maluku melalui Bandara Soekarno-Hatta, kondisi di bandara dipenuhi orang-orang jaksa.

"Kalau disebut kita ada 50 orang, tidak benar. Yang ada, mereka ada banyak, bahkan kendaraan pihak kejaksaan belasan mobil. Kita hanya ada kuasa hukum dan keluarga Theddy," ucap dia.

Yusril juga menyayangkan, saat penangkapan Theddy, ternyata tidak diketahui Jaksa Agung Basrief Arief, Jampidsus, dan Jamwas. Hanya diketahui Jamintel. "Tapi ini masalah internal kejaksaan-lah, nggak perlu kita sampaikan," katanya.

Kejagung menuding gagalnya eksekusi Bupati Theddy lantaran jaksa intelijen dihalang-halangi preman. Kejagung mengakui personelnya kalah jumlah sehingga tidak dapat berbuat banyak. Bahkan Kejagung menyebut, ada sekitar 50 orang yang diduga preman saat penangkapan itu.

Usai penangkapan di Hotel Menteng, Theddy yang menjadi terpidana kasus korupsi APBD Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2006-2007 Rp 42,5 miliar itu rencananya akan diterbangkan pukul 01.00 WIB pada Kamis dini hari melalui Bandara Soekarno-Hatta. Namun rencana itu gagal total menyusul kedatangan orang tidak dikenal sekitar pukul 22.00 WIB. (Ali)