Sukses

Anas: Eks Menteri Malaysia Harus Diajari Sopan Santun

Anas Urbaningrum, menilai tulisan Zainudin yang menyebut Habibie sebagai pengkhianat bangsa itu juga menghina Indonesia.

Tulisan mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin berjudul "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim", yang dimuat di Utusan Malaysia terus menuai kecaman di Indonesia.

Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menilai tulisan Zainudin yang menyebut Habibie sebagai pengkhianat bangsa itu juga menghina Indonesia.

"Menghina Presiden Habibie tidak ubahnya menghina Indonesia," kata Anas, Rabu (12/12/2012).

Menurut Anas, seharusnya Zainudin tidak melebarkan persoalan politik dalam negeri dengan menyeret nama mantan Presiden Habibie. "Jangan karena kompetisi politik dalam negeri, lalu dilebarkan dengan menghina (mantan) Presiden Habibie. Sangat disesalkan," ujarnya.

Istilah "the dog of imperialism", menurut Anas adalah serangan rasis kepada Habibie. "Zainuddin, mantan menteri Malaysia, harus diajari sopan-santun oleh partainya (UMNO)," ujarnya.

Meskipun tulisan Zainuddin bukan sikap Pemerintah Malaysia, lanjut Anas, namun pemerintah Negeri jiran itu tak boleh mengabaikannya. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga tidak boleh membiarkan pelecehan kepada mantan Presiden Habibie. "Menlu Marty Natalegawa perlu kirim nota protes keras kepada Malaysia. Tidak boleh dibiarkan," ujarnya.

Di lain pihak, Anas pun bangga dengan sikap Habibie yang menanggapi tulisan itu dengan santai. "Takzim dengan sikap (mantan) Presiden Habibie yang santai dan bermutu atas tuduhan sebagai "the dog of imperalism"," ujarnya.

Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menanggapi serius tulisan Zainudin. Anwar menyebut pernyataan Zainudin dangkal dan berprasangka keji.

Hal serupa juga ditanggapi pihak Habibie. Namun, Habibie menanggapi santai tulisan tersebut. "Bapak memilih konsen ke film, juga pesawat. Tetap berpikiran positif dan berkonsentrasi pada hal yang positif," kata Direktur Eksekutif Habibie Center, Ima Rohimah. (Ary)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.