Sukses

Taman Narmada, Tempat Penyucian Para Pejabat

Beberapa hari sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, mantan Menpora Andi Mallarangeng juga mengunjungi tempat ini.

Bila anda berkunjung ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat jangan lupa singgah ke Taman Narmada. Taman pemandian yang terletak di Desa Lembuah, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat ini merupakan peninggalan Raja Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem.

Dibangun pada tahun 1727, taman ini awalnya sebagai tempat upacara Pakelem atau upacara memohon hujan yang diselenggarakan setiap purnama kelima tahun Caka (Oktober-November). Selain tempat upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat musim kemarau. Nama Narmada diambil dari Narmadanadi, anak Sungai Gangga yang sangat suci di India.

Raja Anak Agung Ngurah Karang Asem membangun taman ini sebagai miniatur dari gunung Rinjani. Hal itu karena usianya yang sudah sepuh, sehingga tak mampu lagi naik ke gunung untuk melakukan upacara Pakelem.

Di dalam komplek taman terdapat Bale Petirtaan di mana ada mata air Tirta Amarta atau air kehidupan. Sumber mata air ini berasal dari Gunung Rinjani. Bale Petirtaan juga merupakan tempat pertemuan tiga sumber air, yakni Suranadi, Lingsar, dan Narmada.

Karena berasal dari Gunung Rinjai dan tempat pertemuan tiga sumber mata air, maka air yang ada di Bale Petirtaan dipercaya dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air itu akan awet muda.

"Bagi umat hindu air ini dipandang sebagai air suci, dan konon dapat berkhasiat untuk pengobatan. Air ini sangat nomor satu di NTB, dinginnya kurang lebih satu derajat," kata Andi, sang pemandu wisata.

Kompleks Taman Narmada dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain Gerbang Utama, Jabalkap, Telaga Kembar, Gapura Gelang/Paduraksa, Mukedes, Telaga Padmawangi, Bale Loji, Bale Terang, Bale Bancingah, Pura Kelasa dan Pura Lingsar.

Setelah melintasi gerbang utama, pengunjung akan memasuki halaman Jabalkap yang di dalamnya terdapat Telaga Kembar. Di bagian selatan Jabalkap terdapat Gapura Gelang atau Paduraksa yang menghubungkan antara Jabalkap dengan halaman Mukedes.

Pada halaman Mukedes terdapat beberapa buah bangunan, antara lain Sanggah Pura, Bale Pamerajan dan Bale Loji yang merupakan salah satu kediaman raja. Sebelah tenggara halaman Mukedes terdapat gapura yang menuju ke halaman Pasarean. Di halaman ini terdapat juga Bale Loji, Telaga Padmawangi, Pawedayan, dan Pawargan.

Selain Bale Petirtaan, terdapat juga Bale Terang, sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat raja beristirahat bersama permaisuri, berbentuk rumah panggung yang seluruhnya terbuat dari kayu.

Bagian bawahnya berfungsi sebagai penjara, sementara bagian atasnya terbagi tiga bagian, yakni dua kamar pada ujung utara dan selatan yang berfungsi sebagai tempat tidur raja. Satu kamar untuk permaisuri yang berasal dari Lombok, dan kamar satunya untuk permaisuri dari Sumbawa.

Bagian atas bangunan yang terbuka dipergunakan untuk menikmati pemandangan ke arah Meru Pura di sebelah timurnya, dan Kolam Duyung tempat raja dan permaisuri mandi. Kolam ini merupakan miniatur dari Telaga Segara Anakan yang ada di gunung Rinjani.

Sebelah selatan halaman Pasarean terdapat halaman Patandaan. Di halaman ini terdapat dua bangunan Sakapat yaitu sejenis Wantilan atau panggung terbuka bertiang empat. Halaman ini sering digunakan sebagai tempat pertunjukan.

Yang unik dari mata air Tirta Amarta adalah selain airnya dipercaya sebagai obat awet muda, airnya juga tak pernah berhenti mengalir. Karenanya sumber mata air ini tak pernah sepi didatangi pengunjung yang ingin merasakan kesegaran airnya, dan memanjatkan doa. Selain masyarakat biasa, tak sedikit figur penting yang mendatangi mata air Tirta Amarta.

Andi menceritakan, sekitar satu bulan lalu, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengunjungi mata air ini untuk membasuh muka. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah datang pada masa kampanye dahulu. Bahkan, beberapa hari sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, mantan Menpora Andi Mallarangeng juga mengunjungi tempat ini.

"Yang tidak pernah ke sini yaitu Rhoma Irama dan Zainuddin MZ," ujarnya.

Kini Taman Narmada menjadi salah satu objek wisata favorit di Pulau Lombok. Taman yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lombok Barat ini selalu dibanjiri pengunjung pada akhir pekan.(Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini