Sukses

Pelaut Indonesia Lebih Dulu Temukan Benua Australia

Kejayaan Indonesia sebagai negara bahari telah dikenal oleh seluruh penjuru dunia melalui peran yang ditunjukkan para pelautnya sejak di masa lampau.

Kejayaan Indonesia sebagai negara bahari telah dikenal oleh seluruh penjuru dunia melalui peran yang ditunjukkan para pelautnya sejak di masa lampau. Karena itu, kekuatan sejarah maupun semangat dari negara ini tak boleh redup sebagai bangsa pelaut, dengan tetap mendorong kiprah para pelautnya untuk melanglang buana ke tujuan mana pun demi melanjutkan kehormatan budaya maritimnya, selain upaya mencari kehidupan yang lebih baik.

"Para pelaut kita sudah berkembang pesat dan bahkan lebih besar kemampuan penjelajahannya dibanding pelaut-pelaut Eropa atau Cina, karena pelaut kita lebih dulu mengarungi Afrika sejak abad ke 5 masehi," ujar Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, dalam siaran persnya yang diterima Liputan 6.com, Jumat (7/12/2012)

Ia menyebutkan, kiprah besar pelaut nusantara yang berasal Bugis juga ditorehkan dengan menginjak Benua Australia pada abad ke 17, seratus tahun sebelum petualangan seorang pelaut Inggris, James Cook, yang mengkalim pertama kali menemukan Australia sekitar akhir abad ke 18.

Hanya saja, lanjut Jumhur, perjalanan para pelaut nusantara ke berbagai belahan dunia berbeda dengan bangsa Eropa yang ditandai pencaplokan ataupun bentuk penjajahan suatu wilayah. Sedangkan pelaut nusantara sekadar membangun komunikasi sosial, perdagangan, serta kegiatan lain berdasarkan prinsip kesetaraan sesama bangsa.

Jumhur mengharapkan, jejak para pelaut besar yang dimiliki Indonesia harus diikuti oleh para pelaut yang tergabung dalam Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), guna mengembalikan kejayaan dan kebanggaan Indonesia dengan keberadaan para pelautnya.

"Sementara itu, pemerintah memang dituntut mengorientasikan kembali secara sungguh-sungguh untuk terus meletakkan visi bahari, termasuk melibatkan berbagai kekuatan guna menumbuhkan perusahaan pelayaran dengan kapal-kapalnya sendiri, agar para pelaut kita lebih bangga dengan menahkodai sekaligus mengawaki kapal-kapalnya dalam pelayaran internasional daripada terus-menerus berada di kapal milik asing," katanya.

Menurutnya, pengorientasian tersebut jelas tidak mudah, mengingat akibat penjajahan Belanda, karakter dan akar budaya kelautan Indonesia mengalami penghancuran dengan mengubahnya ke dimensi pengembangan darat yang bertujuan mengeksploitasi hasil bumi Indonesia.

Ia juga menilai, KPI memiliki peran penting dalam ikut mendorong ke arah kejayaan maritim, dengan memastikan terbangunnya kualitas dan kesejahteraan para pelaut. (ARI)   
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.