Sukses

Korban Tewas Longsor Pacet Menjadi 24 Orang

Regu penyelamat akan terus berupaya mencari korban longsor di Pemandian Air Panas Pacet, Mojokerto, Jatim. Korban tewas menjadi 24 orang, namun 10 korban belum teridentifikasi.

Liputan6.com, Mojokerto: Korban tewas akibat longsor di Pemandian Air Panas Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, bertambah lagi seorang menjadi 24 orang. Yaitu, bocah berumur sembilan tahun yang bernama M. Aijar, warga Sidayu, Gresik, Jatim. Sementara dari 24 korban tewas, tim medis baru mengidentifikasi sebanyak 14 orang. Jumlah korban masih akan bertambah mengingat tempat wisata itu masih tertimbun lumpur tebal dan batu-batu besar. Demikian informasi yang dihimpun SCTV hingga Kamis (12/12) pukul 02.00 WIB [baca: Banjir Bandang di Pacet, 22 Tewas].

Menurut Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Besar Polisi Sobri Efendi, regu penyelamat yang dibantu warga setempat dan keluarga korban menghentikan pencarian pada pukul 23.30 WIB. Soalnya, batu-batu yang menimbun lokasi wisata itu sangat besar, sehingga membutuhkan alat berat untuk memindahkannya. Kondisi cuaca yang mendung juga dikhawatirkan menimbulkan hujan lebat yang dapat memunculkan longsor susulan. Tentu saja, Kapolres menambahkan, situasi tersebut sangat mengancam keselamatan regu penyelamat. Akan tetapi, pagi ini, pencarian akan dilanjutkan lagi.

Lebih jauh Kapolres Mojokerto mengungkapkan, regu penyelamat memfokuskan pencarian korban di dua lokasi. Pertama di tempat pemandian yang baru 25 persen dibongkar atau digali. Lokasi kedua adalah Sungai Mojosari, sejauh 10 kilometer. Apalagi, 20 korban tewas ditemukan di aliran sungai tersebut. Sejauh ini, Kapolres menambahkan, polisi masih mengumpulkan keterangan beberapa saksi. Termasuk menanyai pengelola tempat wisata yang terletak di kaki Gunung Welirang. Berdasarkan laporan yang diterima polisi, Kapolres melanjutkan, ada 20 orang yang belum ditemukan. Termasuk enam keluarga yang memberitahu bahwa anggota keluarga mereka belum pulang dari tempat wisata yang juga terdapat air terjun itu [baca: Keluarga Korban Longsor Pacet Mulai Berdatangan].

Berdasarkan informasi yang dihimpun SCTV, pengelola Pemandian Air Panas Pacet sempat menjual 80 tiket masuk pada hari kejadian. Sebagian besar pengunjung adalah anak-anak yang diantar ibu mereka. Sejumlah saksi mata menuturkan, awal petaka bermula ketika hujan deras terus-menerus mengguyur objek wisata itu. Cuaca yang buruk itu ternyata tak mengganggu keceriaan puluhan bocah yang didampingi keluarga masing-masing. Mereka tampak bersuka ria bermain-main di lokasi pemandian air panas dan dekat air terjun. Beberapa saat setelah hujan mereda, keceriaan mereka pun berganti duka.

Berawal suara gemuruh dari atas bukit. Tak lama berselang, terjadi longsor yang disertai lumpur bercampur batu besar. Nahas tak dapat ditolak, longsoran yang meluncur cepat itu menerjang pemandian tempat bermain anak-anak kecil yang malang tersebut. Para orangtua atau anggota keluarga yang menyaksikan anak-anak mereka dihantam longsor dan air bah, langsung histeris. Dalam sekejab, tempat itu tertimbun lumpur beserta batu-batu besar.

Anak-anak yang umumnya berusia antara empat sampai sepuluh tahun itu jelas tak berdaya atau tidak dapat menyelamatkan diri. Dan hanya jerit minta tolong yang terdengar dari mulut mereka. Beberapa bocah malah tergulung derasnya air hingga terseret arus Sungai Mojosari sejauh tujuh kilometer. Dan sebagian lainnya tertimbun tanah di lokasi.

Musibah itu diduga akibat gundulnya hutan pinus di lereng Gunung Welirang yang tepat berada di atas lokasi wisata tersebut. Longsor serupa juga tercatat terjadi sebanyak tiga kali sejak 1985. Terakhir melanda lokasi itu pada 4 Desember silam. Anehnya, pengelola wisata tak memperhatikan kerawanan daerah tersebut. Apalagi di saat musim hujan seperti sekarang ini. Hanya terpampang sebuah papan pengumuman yang menyebutkan lokasi itu sedang direnovasi. Itulah sebabnya, warga setempat menuntut Dinas Perhutani setempat dan pengelola bertanggung jawab atas peristiwa maut tersebut.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini