Sukses

Bangunan SD Terbengkalai, Pemerintah Setempat Cuek

Kondisi bangunan SD yang didirikan pada tahun 2008 melalui dana APBD di Dusun VII, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, hingga saat ini masih terbengkalai.

Citizen6, Kalianda: Penataan dan pembenahan infrastruktur pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Sebab, masih banyak bangunan sekolah, khususnya di daerah terpencil yang kondisinya memprihatinkan bahkan terbengkalai.
 
Seperti bangunan Sekolah Dasar (SD) yang berada di Dusun VII, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Bangunan sekolah yang didirikan pada tahun 2008 melalui dana APBD Provinsi Lampung tersebut, hingga saat ini terbengkalai.
 
Menurut salah seorang warga, Ahmad Taufik, keberadaan bangunan sekolah tersebut merupakan usulan dari warga yang mengharapkan adanya SD di wilayah tersebut. Sayangnya setelah bangunan sekolah berdiri, tidak pernah dioperasikan oleh pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.
 
"Padahal kita sudah mengajukan proposal ke Pemprov Lampung agar bangunan sekolah itu bisa dioperasikan," ujarnya pada Minggu 2 Desember 2012.
 
Dikatakan oleh Taufik, selama ini anak-anak dari dusun VII harus bersekolah di SD Way Huwi yang berjarak sekitar 4 Kilometer dengan berjalan kaki. Padahal, jumlah Kepala Keluarga (KK) di dusun VII mencapai 700 KK. Dimana jumlah anak usia sekolah dasar mencapai lebih dari 100 orang. Sehingga sudah sangat layak bila pemerintah mendirikan sebuah sekolah di wilayah tersebut.
 
"Kita warga di sini  heran kenapa bangunan sekolah ini tidak dioperasikan, padahal pembangunannya telah menghabiskan anggaran hingga ratusan juta rupiah," ujar Taufik.
 
Akibat tidak digunakan, sejak dua tahun terakhir bangunan SD tersebut mengalami kerusakan. Bahkan tidak jarang disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak baik menurut warga.
 
Ia dan warga sekitar berharap agar pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui dinas pendidikan dapat memanfaatkan bangunan SD tersebut.  Karena warga benar-benar mengharapkan adanya bangunan SD di dekat tempat tinggal mereka. Selain itu mereka juga tidak lagi harus menempuh jarak yang jauh jika ingin ke sekolah.
 
Sementara itu, kondisi bangunan SD sudah rusak. Banyak terlihat coretan di dinding ruangan, plafon banyak yang lepas, genting sudah banyak yang rusak , kaca banyak yang hancur, bahkan tiang depannya sudah hampir roboh. Di ruangan tersebut tampak berserakan pecahan kaca dan genting serta retakan keramik yang hancur. (Hendricus Widiantoro)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini