Sukses

Alasan AS-Israel Tolak Palestina di PBB

Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat akhirnya menaikkan status Palestina dari "Badan Pengamat non Anggota PBB"menjadi "Negara Pengamat non Anggota PBB".

Palestina akhirnya diakui sebagai negara di PBB. Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat menaikkan status Palestina dari  "Badan Pengamat non Anggota PBB" (non-member oberver entity) menjadi "Negara Pengamat non Anggota PBB" (non-member observer state).

Hal ini menjadi mimpi buruk bagi Amerika Serikat dan Israel. Upaya kedua negara ini dalam menolak pengangkatan status Palestina tersebut gagal. Hingga keputusan ditetapkan, baik AS dan Israel tetap bersikeras tidak menerima Palestina di PBB.

Duta Besar Israel untuk PBB, Ron Prosor menjelaskan alasan negaranya tidak mendukung pengangkatan status Palestina. Menurutnya, keputusan ini menghambat perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Satu-satunya cara mencapai kesepatakan damai (antara Israel dan Palestina) adalah perjanjian dari kedua belah pihak, bukan di PBB. Tak ada satupun keputusan PBB yang bisa memutuskan ikatan 4.000 tahun antara rakyat Israel dengan tanah Israel," tegas Prosor, seperti dilansir BBC, Jumat (30/11/2012).

Prosor menegaskan, pemungutan suara PBB seperti itu tidak akan mengembangkan pembentukan negara Palestina, melainkan menjauhkan negara tersebut dari pengakuan internasional. Menurutnya, Israel harus diakui sebagai negara Yahudi dan keamanannya harus diperhatikan.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice beralasan keputusan pemberian status kepada Palestina malah menghambat perdamaian.

"Sayang sekali, hari ini sebuah resolusi yang kontraproduktif dihasilkan. Ini akan mempersulit perdamaian," tegas Rice.

Tanggapan lain datang dari dari Pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)  Hanan Ashrawi. Menurutnya, penetapan ini merupakan babak baru Paletina untuk berhubungan dengan dunia internasional.

"Kini, kami memiliki akses ke organisasi-organisasi internasional," kata  Ashrawi, pejabat dari organisasi yang disebut Barat sebagai badan teroris.

Dalam Sidang Majelis Umum PBB tersebut, pemungutan suara menghasilkan 138 delegasi mendukung Palestina, sembilan menentang di antaranya Amerika Serikat dan Israel. Sedangkan 41 negara lain menyatakan abstain. (RZK)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.