Sukses

Skandal Guru Bujuk Rayu Muridnya dengan Novel

Seorang guru wanita di Singapura dijatuhi hukuman penjara satu tahun atas skandal seks yang dilakukan dengan muridnya.

Liputan6.com, Singapore City: Seorang guru wanita di Singapura dijatuhi hukuman penjara satu tahun atas skandal seks yang dilakukan dengan muridnya. Guru SMA berusia 32 tahun ini terbukti melakukan hubungan terlarang dengan muridnya yang berusia 15 tahun.

Dalam putusannya, Hakim Distrik Singapura, Eugene Teo menyatakan jika guru ini tidak mengidap pedofilia (keinginan berhubungan seks dengan anak di bawah umur). "Tidak ada kecenderungan pedofilia. Hanya penyimpangan dari yang seharusnya tidak ia lakukan," katanya.

Seperti dikutip ABC News, Sabtu (17/11/2012), guru yang tidak disebutkan namanya ini mulai dekat dengan muridnya sejak terjadinya kecelakaan perahu dalam perjalanan wisata sekolah ke luar negeri pada 2011. Si murid yang menjadi korban kecelakaan mulai aktif berkonsultasi kepada guru perempuannya itu, hingga kemudian hubungan mereka semakin intensif.

Sang guru mulai memberikan beberapa hadiah, termasuk sebuah novel dewasa Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert kepada si murid. Dari sebuah novel ini, si murid menjadi terperdaya oleh ajakan sang guru. Si murid pun menuruti kemauan gurunya itu untuk datang ke rumah. Hingga pada akhirnya, mereka memulai hubungan seksual terus menerus hingga Januari 2012.

Hubungan gelap mereka kemudian terungkap setelah orang tua murid menemukan tanda-tanda tak wajar pada anaknya. Orang tua tersebut pun melaporkan guru wanita anaknya itu ke polisi.

Kasus pelanggaran di lingkungan sekolah ini sudah terjadi kesekian kalinya, mulai dari pengedaran narkoba, penggelapan yang, dan yang paling sering adalah pelecehaan seksual. Seorang orang tua murid mengaku khawatir untuk menyekolahkan anaknya, mengingat banyak kasus-kasus muncul yang sulit dipercaya.

"Sebagai orang tua, kita tidak akan tahu bagaimana kegiatan di kelas dan ekstrakurikuler," kata Elaine Khoo, seorang ibu dua anak sekaligus pegawai bank berusia 43 tahun.

"Tentu saja, mau tidak mau kita harus memberikan kepercayaan ke pihak sekolah. Tapi, jika ada oknum yang tidak benar di sekolah, bagaimana?," tandasnya. (RZK)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini