Sukses

Ancaman Perang Darat di Gaza, Israel Panggil 30.000 Cadangan Tentara

Palestina menuding serangan ke Gaza adalah sebuah agresi. Sementara bagi Israel, Tel Aviv jadi target rudal adalah perbuatan tak termaafkan.

Liputan6.com, Tel Aviv --  Ketegangan memuncak di Timur Tengah, antara Israel dan Hamas, faksi Palestina yang mengontrol jalur Gaza. Kedua pihak saling melancarkan serangan rudal.

Di pihak Israel, tiga warga sipil tewas saat rudal yang diluncurkan dari Gaza menghantam apartemen empat lantai di Kiryat Malachi. Sementara di pihak Palestina, 19 orang kehilangan nyawa, termasuk pemimpin sayap militer Hamas,  Ahmad Jabari dan dua anak kecil.

Nantinya, mungkin tak hanya serangan udara yang dilakukan. Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak mengizinkan pemanggilan 30.000 cadangan perang, menghadapi kemungkinan invasi darat menuju Gaza.

Lusinan lori pengangkut tank dan kendaraan lapis baja terpantau telah dikerahkan menuju perbatasan. Juga bus-bus yang mengangkut tentara. "Sebelum beraksi, IDF (Israel Defense Forces) menyebarkan brosur peringatan, yang meminta warga sipil Gaza mengevakuasi diri dari area tersebut dan menjauhi Hamas dan militan," demikian disampaikan militer Israel melalui akun Twitternya.

Tindakan Israel ini untuk merespon aksi militan Palestina yang menembakkan roket dari Gaza ke target 70 kilometer dari Tel Aviv. Ini adalah kali pertamanya  rudal mencapai kawasan dekat  ibukota Israel itu sejak tahun 1991. Hamas memakai roket buatan Iran, Fajr-5 yang daya jangkaunya mencapai 75 kilometer.

Hingga Kamis malam, Hamas mengklaim telah menembakkan lebih 350 rudal dari Gaza, sementara Israel mengaku 130 di antaranya berhasil dicegah menggunakan sistem pertahanan anti-misil, Iron Dome. 

Bagi Menhan Ehud Barak, "Berani menjadikan Tel Aviv sebagai target, adalah harga mahal yang harus dibayar lawan."   

"Gaza tak akan goyah"

Menanggapi ancaman Israel, Perdana Menteri Hamas di Gaza,  Ismail Haniyeh, mengecam apa yang ia sebut "serangan ganas" negara zionis itu terhadap wilayahnya.

"Kami di sini, di Gaza, tetap teguh dan tak tergoyahkan," kata dia dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi. "Kami semua yakin pada pejuang pemberani  yang sekarang ditempatkan di garis depan."

Kecaman juga datang dari Presiden Mesir, Mohammaed Mursi. Ia mengatakan, serangan udara Israel adalah "agresi yang tak bisa diterima". Aksi itu akan mempengaruhi stabilitas wilayah.

Sementara Amerika Serikat, sekutu abadi Israel, meminta Mesir, Turki, dan kekuatan Eropa mengontak Hamas, meminta faksi itu menghentikan serangan roket ke Gaza. AS mengatakan, adalah tanggung jawab Hamas menghentikan aksi kekerasan. (BBC, Al Jazeera)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.