Sukses

Piramida Giza dan Sphinx Jadi Target Pemboman, Mesir Waspada

Bahkan jenderal muslim Amr ibn al-Aas tidak menghancurkan warisan arkeologi itu saat ia menguasai tanah Mesir.

Liputan6.com, Kairo: Mesir tak menganggap enteng ajakan untuk menghancurkan Piramida Giza dan Sphinx yang dilontarkan kelompok militan. Menurut sumber Kementerian Dalam Negeri, seperti dimuat Al Arabiya, pemerintah menanggapinya dengan serius.

Sumber yang tidak disebut namanya itu bicara pada surat kabar Asharq al-Awsat yang berbasis di London, merespon wawancara Sheikh Salem al-Murgan Gohary di sebuah stasiun televisi.

Gohary, mengaku punya kaitan dengan Taliban mengajak, "untuk menghancurkan Sphinx dan Piramida Giza di Mesir." Menghubung-hubungkan relik Mesir itu dengan patung Buddha yang dihancurkan Taliban di Afganistan.

Sebelumnya, di masa kekuasaan Presiden Hosni Mubarak, dua militan dijatuhi hukuman, setelah mengeluarkan ajakan pada umat muslim untuk menghancurkan "berhala".

"Semua muslim wajib melaksanakan ajaran Islam dan mengenyahkan berhala itu. Seperti yang kita lakukan di Afganistan," kata Gohary. Ia juga menyebut Nabi Muhammad diperintahkan Allah untuk menghancurkan berhala.

Pernyataannya muncul sehari pasca ribuan muslim ultrakonservatif berkumpul di Lapangan Tahrir, menuntut penerapan hukum Syariah yang ketat dalam konstitusi baru.

Menanggapi pernyataan Gohary, wakil ketua Partau Ennahda Tunisia, Sheikh Abdel Fattah Moro, mengingatkan, bahkan jenderal muslim yang mahsyur dalam sejarah, Amr ibn al-Aas tidak menghancurkan warisan arkeologi itu saat ia menguasai tanah Mesir.

"Siapa Anda, merasa berhak melakukannya?," kata dia. "Nabi Muhammad menghancurkan berhala karena orang-orang dulu menyembahnya. Sementara Sphinx dan Piramida tak lagi jadi benda sesembahan," kata dia.

Pernyataan Gohary menambah kekhawatiran kekuatan politik berkuasa mungkin ingin menerapkan pedoman baru atas barang antik Mesir.

Partai Islam menyapu suara dalam pemilihan presiden dan parlemen terakhir, pasca revolusi yang juga menggulingkan sejumlah pemerintahan Arab. Ikhwanul Muslimin dan Salafi kini memegang tampuk kekuasaan. (Al Arabiya)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini