Sukses

Gubernur Lampung Kunjungi Pengungsi Korban Bentrokan

Gubernur Lampung Sjahroedin ZP mengunjungi pengungsi korban bentrokan di Sekolah Polisi Negara Kemiling, Polda Lampung. Ia menilai konflik disebabkan karena penanganan konflik tidak diselesaikan secara tuntas.

Liputan6.com, Bandar Lampung: Gubernur Lampung Sjahroedin ZP mengunjungi pengungsi korban bentrokan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Polda Lampung. Ia menilai konflik yang terjadi kali ini disebabkan karena penanganan konflik sebelumnya tak diselesaikan secara tuntas.

"Persoalan lama yang serupa pernah terjadi. Selama ini perdamaian terjadi hanya di kalangan atas dan tidak menyentuh hingga kalangan bawah," ujar Gubernur Lampung Sjahroedin kepada wartawan, Selasa (30/10) sore.

Dalam kunjungannya itu, Sjahroedin didampingi sejumlah pejabat utama Pemerintah Provinsi Lampung. Sjahroedin berkeliling mengunjungi tiap aula di SPN Kemiling yang dijadikan tempat penampungan para pengungsi bentrokan.

Menurut orang nomor satu di Lampung ini, kurangnya sosialisasi kesepakatan damai hingga ke tingkat bawah menjadi pemicu kembali munculnya bentrok antarwarga. Padahal pecahnya bentrok hanya dipicu persoalan sepele. Yang terbaru persoalan dipicu kasus pelecehan seksual dua gadis kampung [baca: Amuk Massa di Lampung Selatan Tewaskan Dua Orang].

Beberapa peristiwa serupa juga pernah terjadi, hanya karena persoalan sepele. Salah satu satunya bentrok antarwarga di Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, pada Januari 2012. Bentrok antarwarga yang berbeda suku ini hanya dipicu persoalan rebutan lahan parkir.

Berdasarkan data yang dihimpun dari kepolisian daerah Lampung, hingga Selasa (30/10) malam, jumlah pengungsi yang ditampung di Aula SPN Kemiling Terus bertambah hingga mencapai 2000 jiwa lebih [baca: Gedung SPN Dijadikan Lokasi Pengungsian Korban Bentrokan].

Pengungsi terdiri dari anak-anak dan orang dewasa. Sementara korban meninggal tercatat 12 orang, dan korban luka-luka 23 orang. Saat ini petugas kemanan gabungan TNI-Polri masih bersiaga di lokasi kejadian.(ALI/AIS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.