Sukses

Merpati Nusantara Akan Datangkan 60 Pesawat Baru

Maskapai penerbangan Merpati Nusantara akan mendatangkan sebanyak 60 pesawat baru dalam bentuk kerja sama operasional (KSO) dalam jangka waktu selama lima tahun dengan China Aircraft Leasing Company (CALC).

Liputan6.com, Jakarta: Maskapai penerbangan Merpati Nusantara akan mendatangkan sebanyak 60 pesawat baru dalam bentuk kerja sama operasional (KSO) dalam jangka waktu selama lima tahun dengan China Aircraft Leasing Company (CALC).

"Kami ada perjanjian dengan CALC sebanyak 60 pesawat, yang terdiri atas 20 Airbus A320, 20 Embraer ERJ, dan 20 MA600," kata VP Corporate Secretary & Legal Merpati Herry Saptanto di Jakarta, Selasa.
  
Menurut dia, upaya mendatangkan 60 pesawat baru tersebut merupakan bagian dari program Merpati "reborn" (terlahir kembali) yang bertujuan untuk membesarkan kembali maskapai BUMN tersebut. Ia mengingatkan, armada Merpati pada masa lampau pernah mencapai hingga sebesar 100 unit pesawat, tetapi pada saat ini hanya tinggal 22 unit.
   
Apalagi, lanjutnya, salah satu kekuatan yang terdapat dalam maskapai Merpati adalah rute pesawat hingga ke tingkat kecamatan dan kabupaten. Herry memaparkan, model perjanjian yang dibuat bukanlah model pembelian langsung atau "leasing" (penyewaan), tetapi model KSO yang berarti adanya mekanisme "profit sharing" (pembagian keuntungan) antara kedua perusahaan.

"Kami menunjukkan kepada investor bahwa kami dapat mengelola maskapai ini dengan baik," ujarnya. Sebelumnya, Merpati juga telah menggunakan sistem baru dalam manajemen perawatan pesawat sesuai tuntutan regulasi "Civil Aviation Safety Regulation" dan Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara.
   
"PT Merpati Nusantara Airlines membeli sistem baru 'iFlight MRO' (Maintenance, Repair, & Overhaul), sebuah software aplikasi yang menunjang untuk kegiatan perencanaan perawatan, pembelian 'spare part', pelaksanaan perawatan pesawat, dan pengontrolan perawatan," kata Herry.
   
Menurutnya, "software" aplikasi tersebut merupakan kebutuhan pokok dalam operasional pesawat terutama untuk meningkatkan keselamatan dalam penerbangan. Sistem baru iFlight MRO itu dibuat oleh IBS yang merupakan salah satu dari delapan perusahaan IT teratas di India versi majalah Red Herring of California.
   
Sebagai perusahaan global terkemuka, lanjutnya, IBS sudah mempunyai pelanggan untuk iFlight tersebut di 25 lokasi di seluruh dunia termasuk Qantas, Layanan Pertahanan di Australia, Lufthansa Technik, Jet Technologies, dan Wood Group di seluruh dunia. (ANT)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.