Liputan6.com, Lombok: Memang banyak hal yang dapat menandai datangnya Ramadan. Satu di antaranya munculnya makanan khas untuk berbuka puasa. Di Pulau Lombok, Nusatenggara Barat, misalnya. Di daerah ini, datangnya Ramadan biasanya ditandai dengan munculnya berbagai jenis makanan tradisional dan makanan khas lainnya.
Menurut sejumlah warga, baru-baru ini, jenis makanan tradisional yang sangat diminati pada bulan suci ini biasanya jenis urap-urapan, seperti ebatan. Makanan ini terbuat dari campuran daun belimbing, kemangi, dan bunga pisang. Ebatan biasanya dinikmati dengan jenis makanan khas lainnya yang sudah cukup terkenal, seperti plecing kangkung, sate sisuk atau sate kulit. Bagi sebagian orang, biasanya akan terasa ganjil jika berbuka puasa tak menyantap makanan khas itu.
Selain makanan tradisonal itu, ada juga jajanan khas daerah tersebut, seperti kue lupis, sarimuka, dan kelepon. Jajanan ini biasanya disuguhkan bersama kolak sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa sebelum menikmati nasi dan sayur.
Makanan tradisonal daerah ini dapat dibeli di sejumlah pasar tradisional di Mataram. Biasanya, pasar akan ramai menjelang datangnya waktu berbuka puasa. Para pembeli biasanya adalah para ibu rumah tangga. Banyaknya pembeli di bulan puasa ini membawa berkah bagi para penjual makanan tradisional. Jika di hari-hari biasa mereka keuntungan mereka hanya puluhan ribu, di bulan ini dapat mencapai ratusan ribu rupiah.(ORS/Adhar Hakim)
Menurut sejumlah warga, baru-baru ini, jenis makanan tradisional yang sangat diminati pada bulan suci ini biasanya jenis urap-urapan, seperti ebatan. Makanan ini terbuat dari campuran daun belimbing, kemangi, dan bunga pisang. Ebatan biasanya dinikmati dengan jenis makanan khas lainnya yang sudah cukup terkenal, seperti plecing kangkung, sate sisuk atau sate kulit. Bagi sebagian orang, biasanya akan terasa ganjil jika berbuka puasa tak menyantap makanan khas itu.
Selain makanan tradisonal itu, ada juga jajanan khas daerah tersebut, seperti kue lupis, sarimuka, dan kelepon. Jajanan ini biasanya disuguhkan bersama kolak sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa sebelum menikmati nasi dan sayur.
Makanan tradisonal daerah ini dapat dibeli di sejumlah pasar tradisional di Mataram. Biasanya, pasar akan ramai menjelang datangnya waktu berbuka puasa. Para pembeli biasanya adalah para ibu rumah tangga. Banyaknya pembeli di bulan puasa ini membawa berkah bagi para penjual makanan tradisional. Jika di hari-hari biasa mereka keuntungan mereka hanya puluhan ribu, di bulan ini dapat mencapai ratusan ribu rupiah.(ORS/Adhar Hakim)