Sukses

Pemerintah Masih Ingin Bernegosiasi dengan GAM

Henry Dunant Center diharapkan menjadi mediator untuk menegosiasikan kembali perundingan RI dan GAM. Sebab, masih ada perbedaan pemahaman tentang draf perjanjian damai.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah RI kembali meminta Henry Dunant Centre untuk menegosiasikan perundingan dengan Gerakan Aceh Merdeka. Sebab, semula pemerintah dan GAM telah sepakat meneken perjanjian menghentikan kekerasan dan konflik pada 31 Oktober silam. Tapi, semua itu buyar. "Ada yang menghalang-halangi upaya damai ini," ucap Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Kamis (7/11).

Di tempat terpisah, Forum Keprihatinan untuk Aceh yang dipimpin Ismail Hasan Metareum menemui Presiden Megawati Sukarnoputri di Jakarta. Forum tersebut mendesak pemerintah bernegosiasi lagi dengan GAM. Pasalnya kelompok separatis ini menunda penekenan kesepakatan damai dengan alasan ada perbedaan pemahaman tentang isi draf perjanjian, di antaranya soal peletakan senjata.

Sementara pemerintah dan GAM sedikit vakum, TNI terus bersiap-siap mengantisipasi gempuran GAM. Bahkan, komitmen kelompok yang ingin berpisah dari Ibu Pertiwi untuk melakukan gencatan senjata sepanjang bulan Ramadan tidak menyurutkan kesiagaan TNI untuk melancarkan operasi militer. TNI mengaku belum dapat mempercayai langkah GAM sepenuhnya. Sebab, selama ini, komitmen tersebut selalu dilanggar.

Panglima Daerah Militer Iskandar Muda Mayor Jenderal TNI M. Djali Yusuf menegaskan tetap akan memburu GAM selama mereka belum sadar dan kembali ke pangkuan Nusantara. Djali mencontohkan, dalam jeda kemanusiaan dua tahun silam, pemerintah RI bersedia mengurangi operasi militer yang justru dimanfaatkan untuk konsolidasi dan penyerangan sejumlah pos militer RI [baca: Pelaksanaan Jeda Kemanusiaan Perlu Dibenahi]. Lantaran itu TNI tak mau kecolongan untuk kedua kalinya.

Contoh lain, kata Pangdam, gagalnya penyelundupan senjata api milik GAM melalui jalur darat di Aceh Tamiang, tiga hari silam. Djali menekankan, ini membuktikan langkah GAM yang hanya memanfaatkan momentum gencatan senjata untuk tetap eksis di Bumi Rencong. Begitu juga dengan pembatalan sepihak dialog lanjutan di Jenewa yang sedianya berlangsung 2 hingga 4 November silam [baca: GAM Menunda Damai, Pemerintah Kecewa]. Lebih jauh, jenderal berbintang dua ini juga mensinyalir ada gerakan GAM berdasi yang berlindung di balik konflik Serambi Mekah.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini