Sukses

Tidak Ada Politik Dinasti di Indonesia

Beberapa nama orang muda mulai turut bergeliat untuk ambil bagian dalam Pemilihan Presiden 2014 nanti. Namun munculnya sebagian nama mereka tidak mustahil memunculkan polemik seputar politik dinasty dibalik kebangkitan kepemimpinan kaum muda Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta: Beberapa nama orang muda mulai turut bergeliat untuk ambil bagian dalam Pemilihan Presiden 2014 nanti. Namun munculnya sebagian nama mereka tidak mustahil memunculkan polemik seputar politik dinasty dibalik kebangkitan kepemimpinan kaum muda Indonesia.

"Politik dinasty sepanjang proporsional dan tidak bertentangan dengan kehendak rakyat, itu sah sah saja," tegas Bambang Heryanto, Ketua Umum Forum Keluarga Besar Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (FKB KAPPI 66). Menurutnya di negara yang menjadi kiblat semokrasi saja, munculnya ayah dan anak jadi presiden, sebut saja George  W Bush dan puteranya yang menjadi presiden AS atau John Adams menjabat presiden AS tahun 1797-1901) dan putranya John Quincy Adams yang menjadi Presiden pada tahun 1825-1829, gak jadi masalah bagi rakyat Amerika Serikat."Di India begitu juga, Perdana Menteri India turun temurun dikuasai keluarga Gandhi, tak jadi soal disana."

Sebelumnya dalam diskusi Forum Garuda Muda Selasa (9/10), Tokoh muda yang berkarir di militer, yang juga putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, kebangkitan kalangan muda tidak serta merta diraih begitu saja, karena  semua diraih melalui proses panjang dengan kerja keras yang  mengedepankan profesionalisme. "Di negara demokrasi, tidak ada istilah dinasti politik. Karena semua individu memiliki kesempatan berkompetisi dengan kemampuannya masing-masing," ujarnya.  "Saya tidak pernah merasa bahwa saya putera dari pemimpin di negara kita, maka dengan mudah bisa menjadi pemimpin."

Bagi Bambang Heryanto, transisi kepemimpinan bangsa sudah saatnya dilakukan dan dimulai dari Pilpres 2014. Jika tidak, lanjutnya, akan terjadi  proses kemunduran dalam regenerasi. "Banyak figur-figur berkualitas dari kalangan muda yang potensial dan memiliki pengalaman (track record) yang baik di masyarakat maupun pemerintahan. Jangan sampai potensi mereka terbonsai karena tidak ada peluang yang diberikan,"  ungkap Bambang.

Bambang menilai sejumlah nama politisi muda pantas menjadi calon wakil presiden mendatang. Misalnya saja Puan Maharani (PDIP), Anies R Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas (Partai Demokrat), Yenni Wahid (PKBIB), Moh Jumhur Hidayat (Kepala BNP2TKI), serta Jeffrie Geovanie (Partai NasDem).  "Saatnya kita beri kesempatan kepada generasi muda untuk berkompetisi sesuai bidangnya masing-masing. kehadiran kaum muda di percaturan politik nasional menjadi angin segar bagi masa indonesia yang gemilang," tegas Bambang. (ARI)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini