Sukses

Menhan Bentuk Skuadron Pesawat Udara Nir Awak

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan pihaknya akan membentuk skuadron tambahan untuk TNI Angkatan Udara (AU) yang bernama skuadron Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA), atau Pesawat Udara Nir Awak (PUNA).

Liputan6.com, Jakarta: Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan pihaknya akan membentuk skuadron tambahan untuk TNI Angkatan Udara (AU) yang bernama skuadron Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA), atau Pesawat Udara Nir Awak (PUNA). Hal tersebut diputuskan setelah Menhan melihat uji coba kemampuan pesawat tersebut di Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

"Setelah saya melihat, maka saya putuskan bahwa pesawat ini saya proyeksikan untuk dijadikan skuadron tambah bagi TNI AU dalam pembentukan skuadron PTTA/PUNA guna pengamanan daerah perbatasan," kata Purnomo saat konfrensi persnya di Base Ops Halim Perdana Kusuma, Jakarta Pusat, Kamis (11/10).

Purnomo juga menjelaskan pesawat terbang tanpa awak ini dapat digunakan untuk kepentingan militer dalam hal pengamatan wilayah (survailence), bahkan fungsinya dapat menggantikan pesawat tempur yang disebut dengan UCAV (Unmaned Combat Aerial Vehicle). "Serta dapat digunakan untuk kepentingan sipil seperti penanganan kebakaran hutan dan pembuatan hujan buatan," tuturnya.

Menurutnya, keberhasilan pengembagan PTTA/PUNA produksi dalam negeri ini memiliki banyak keuntungan diantaranya memiliki nilai ekonomis tinggi dan mengurangi ketergantungan pada negara-negara produsen yang menjadi pemasok alutsista TNI. "Tentunya nanti pesawat ini akan diproduksi oleh PT DI untuk pengembangan produksi lebih lanjut ke depannya," ungkapnya.

Pesawat terbang tanpa awak produksi hasil riset dan pengembangan BPPT dan Balitbang Kemenhan ini memiliki spesifikasi dan kemampuan yang tidak kalah dengan produk luar negeri. Dengan bentangan sayap 6,36 meter, panjang 4,32 meter, tinggi 1,32 meter serta berat 120 kg. Pesawat PUNA sangat efektif untuk misi pemotretan udara pada area yang sangat luas serta pengukuran karakteristik atmosfer. (ALI/ARI)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini