Sukses

KSAL: Pangkalan Laut Bali Memerlukan Tim Antiteror

KSAL Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh mengusulkan penempatan penempatan tim antiteror di Pangkalan TNI Angkatan Laut di Bali. Satgas Antiteror Yogyakarta bersiaga di sejumlah lokasi rawan.

Liputan6.com, Jakarta: Pengeboman di Kuta, Bali, benar-benar teror dahsyat bagi Indonesia. Apalagi, laporan intelijen mencium indikasi akan ada lagi ledakan susulan di Tanah Air. Lantaran itu, Polri dan TNI terus berupaya menggalakkan pengamanan di berbagai tempat strategis, fasilitas hiburan, dan sejumlah lokasi yang banyak dikunjungi, terutama oleh orang asing. Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh mengusulkan penempatan tim antiteror di Pangkalan AL di Bali. Tujuannya untuk menjaga keamanan kapal perang asing yang kerap singgah di Bali. Ide ini dilontarkan di sela-sela latihan Operasi Penyerangan terhadap Teroris yang digelar Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Marinir, di Jakarta, Kamis (31/10) siang.

KSAL menyatakan, gagasan penggabungan pasukan antiteror itu masih dikaji Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto. Masukan yang diberikan antara lain penempatan 30 personel Pangkalan TNI AL di Pelabuhan Benoa, Bali. Hingga kini, pengamanan terhadap kapal perang asing yang singgah di Benoa cuma dilakukan Batalyon Marinir Pertahanan Laut. Sebelumnya Panglima TNI membenarkan telah mempersiapkan pasukan gabungan untuk melenyapkan terorisme di Indonesia [baca: Satuan Antiteror TNI Siap Membantu Polri].

Sekadar informasi, Denjaka Marinir adalah pasukan yang direncanakan masuk dalam pasukan gabungan antiteror. Detasemen lain yang akan dilibatkan adalah Grup Penanggulangan Teror (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI, dan Detasemen Bravo (Denbravo) Pasukan Khas TNI Angkatan Udara.

Mewaspadai aksi terorisme, Kepolisian Daerah Yogyakarta membentuk satuan tugas khusus yang diberi nama Satuan Tugas Antiteror. Maklum, meski tak terbukti, teror bom terus menghantui Kota Pelajar persis dua pekan setelah Tragedi Bali, 12 Oktober silam. Lihat saja, sejumlah fasilitas umum dan perkantoran di Yogyakarta belakangan kerap mendapat ancaman bom, seperti Mal Malioboro, Kantor Bank Central Asia, dan Kampus Universitas Gadjah Mada. Memang, itu cuma gertakan, tapi namanya juga teror, tentu saja meresahkan masyarakat.

Satuan Tugas Antiteror ini bertugas mendeteksi dini aksi teror dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Anggota satgas dibekali keterampilan khusus mengantisipasi teror dan menangani bom secara cepat. Hingga kini, Satgas disiagakan di sejumlah lokasi rawan dan vital selama 24 jam. Bahkan, di sejumlah lokasi strategis, pemeriksaan rutin dilakukan terhadap setiap kendaraan terutama yang berasal dari luar daerah. Ancaman bom juga bergentayangan di Jakarta [baca: Isu Bom Menteror RS Dharma Nugraha Jakarta], Surabaya [baca: Bank Mandiri Cabang Surabaya dan Diteror], dan Semarang [baca: Hotel Ciputra di Semarang Diteror Bom].(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.