Sukses

Timbulkan Lima Korban Jiwa, Kebakaran Pipa Pertamina Diatasi

Kebakaran akibat pipa bocor yang terjadi di kilometer 219 Kecamatan Bayung Lincir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada Rabu (3/1) pagi berhasil diatasi.

Liputan6.com, Palembang: Kebakaran akibat pipa bocor yang terjadi di kilometer 219 Kecamatan Bayung Lincir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (3/1) pagi berhasil diatasi. Demikian disampaikan Asisten Manajer External Relation PT Pertamina (Persero) Fuel Retail Marketing Region II Sumbagsel Roberth MV.

Tim pemadam dari Pertamina dibantu oleh tim dari instansi dan industri di sekitar kejadian langsung melakukan tindakan penanganan. Hingga saat ini, telah timbul lima korban jiwa dan 18 korban luka bakar yang sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Menurut Roberth, kebakaran diduga kuat akibat aksi penjarahan minyak mentah dari pipa Tempino-Plaju di daerah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya pipa paralon dan bak galian tanah yang menjadi tempat penampungan minyak jarahan di sekitar lokasi kejadian.

Ia mengatakan, proses pemadaman dilakukan oleh tim Pertamina didukung oleh perusahaan dan instansi yang berada di sekitar lokasi kejadian. Hingga saat ini pihak Pertamina masih melakukan investigasi kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.

Roberth menyatakan, koordinasi penanggulangan telah dilakukan antara pihak Elnusa selaku pelaksana operation and maintenance, Pertamina, Kepolisian, BPMIGAS, BLH Provinsi, dan aparatur setempat.
 
Ia menuturkan, Pertamina sangat menyayangkan aksi penjarahan minyak yang masih sering terjadi di jalur pipa minyak Tempino-Plaju hingga saat ini. Perusahaan minyak itu juga mengimbau kepada masyarakat untuk turut menjaga dan melaporkan jika ada tindakan mencurigakan di sekitar jalur pipa Tempino-Plaju.
 
Aksi penjarahan minyak di jalur pipa Tempino-Plaju mengakibatkan kerugian sekitar Rp 200 miliar. Aksi penjarahan minyak mentah mengalami peningkatan sejak pertengahan 2012 dan dalam lima bulan terakhir telah terjadi kehilangan minyak mentah sebesar 36.587 barel (Mei 2012), 60.554 barel (Juni 2012), 68.037 barel (Juli 2012), 48.325 barel (Agustus 2012), dan 29.001 barel (September 2012).
 
Menurut Roberth, Kecamatan Bayung Lincir merupakan wilayah yang memiliki catatan angka penjarahan tertinggi pada  2011  sebanyak 158 kasus. Hingga September 2012, meningkat menjadi 373 kasus. (ANT)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.