Sukses

Keluarga Terduga Teroris Anwar Menutup Diri

Keluarga terduga teroris Anwar alias Wahyu Ristanto menutup diri dari awak media karena masih syok. Tetangga dan mantan guru ngaji Anwar mengaku terkejut bila pria 24 tahun itu terlibat dalam jaringan teroris.

Liputan6.com, Karanganyar: Keluarga terduga teroris Anwar alias Wahyu Ristanto menutup diri dari awak media karena masih syok. Tetangga dan mantan guru ngaji Anwar mengaku terkejut bila pria 24 tahun itu terlibat dalam jaringan teroris. Meski dikenal sosok yang pendiam, pribadi Anwar adalah orang yang ramah pada warga dan tetangga sekitar.

Rumah yang terletak di Dusun Banaran, Desa Jatiyoso, Karanganyar, Tawa Tengah, tersebut sejak Kamis (13/9) pagi, mulai didatangi petugas dari TNI dan polisi. Kediaman Anwar juga selimuti suasana duka dari para kerabat. Sementara kedua orangtua Anwar, Jatmiko dan Mariyem memilih menutup diri.

Menurut informasi dari tetangga, sebelumnya pihak keluarga dijemput anggota Densus untuk memastikan korban tewas akibat ledakan bom Depok adalah Anwar. Sejak  diketahui anaknya terlibat dalam jaringan teroris, kerabat Anwar memilih diam dan menghindar dari media.

Pribadi Anwar sendiri di mata tetangga adalah sosok pemuda yang santun. Kendati cenderung pendiam, pemuda berusia 24 tahun ini dikenal rajin beribadah. Warga sendiri mengaku setelah merantau bekerja di Jakarta, Anwar alias Wahyu Ristanto memang jarang pulang ke kampung halaman karena kedua orangtua Wahyu juga merantau di Kalimantan berjualan bakso.

Hal serupa juga diungkapkan pengajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Jatiyoso. Pihaknya mengaku terkejut atas keterlibatan Wahyu Ristanto alias Anwar dalam jaringan teroris. Karena selama mengenyam pendidikan di sekolah tersebut, Wahyu dikenal sebagai murid yang baik dan pintar. Nilai akademisnya selalu memuaskan dan tidak pernah keluar dari peringkat lima besar.

Seperti diketahui, Anwar alias Wahyu Ristanto adalah tersangka kasus ledakan bom Depok, Jawa Barat. Pelaku yang juga korban ledakan bom rakitan itu menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sebelum akhirnya meninggal kemarin. Pelaku sendiri diduga tergabung dalam kelompok  Muhammad Thorik, terduga teroris dari Tambora, Jakarta Barat. (ALI/FRD)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.