Sukses

Awas! Minyak Gosok Palsu

Tanpa disadari kini banyak beredar minyak gosok yang diragukan keasliannya atau abal-abal. Beberapa keluhan soal keamanan dan kesehatan muncul dari konsumen yang merasa dirugikan.

Liputan6.com, Jakarta: Banyak cara untuk mendapatkan tubuh sehat dan bugar yakni dengan mengonsumsi makanan bergizi, olahraga teratur, dan cukup istirahat. Kini, ada cara lain untuk mengurangi stres yakni dengan spa, refleksi atau pijat tubuh. Pemijatan dengan cara yang benar bisa melepaskan ketegangan pada otot-otot tubuh dan membantu mengurangi rasa lelah setelah seharian beraktivitas.

Biasanya sebelum proses pemijatan, tubuh dibalur dengan minyak gosok yang punya peranan penting dengan khasiat tertentu. Sayangnya, tanpa disadari kini banyak beredar minyak gosok yang diragukan keasliannya alias abal-abal. Beberapa keluhan soal keamanan dan kesehatan muncul dari konsumen yang merasa dirugikan.

Berbekal fakta tersebut, tim Sigi kemudian melakukan riset dan penelusuran bagaimana cara pembuatan minyak gosok dengan kualitas rendah. Salah satu daerah pembuatan minyak gosok tak berstandar tercium di wilayah Jawa Barat. Seseorang penjual diduga meracik sendiri minyak gosok mutu rendah berbasis bahan kimia berbahaya.

Kami pun meluncur ke sebuah kampung yang ternyata juga populer sebagai tempat pembuatan minyak gosok rumahan. Pencarian ini sungguh melelahkan. Mengingat, tak mudah meyakinkan si peracik minyak gosok untuk buka-bukaan soal resep pembuatannya yang diduga tidak sesuai dengan standar dan tentu merugikan konsumen.

Penelusuran ini akhirnya membuahkan hasil. Tim berkesempatan mengikuti si peracik yang kehabisan bahan baku dan bermaksud belanja kebutuhan itu. Kebutuhan bahan baku dasar untuk pembuatan minyak gosok seperti biasa yakni gandapura. Namun, yang membuat kaget adalah biang capai yang menjadi salah satu formula minyak gosok ini. Bahan tambahan campuran lainnya, yaitu bedak, lotion, pewarna sintetis, air mentah, dan akar-akaran.

Seluruh bahan baku dicampur mulai dari minyak gandapura dan biang cabai yang akan menimbulkan efek panas. Racik lotion, pewarna tekstil, dan bedak seluruhnya tak menggunakan takaran pasti.

Untuk proses pengemasan, dilakukan dengan orang yang berbeda. Botol yang digunakan juga tidak standar industri dan cenderung tidak hieginis yang berasal dari botol-botol buangan sampah. Baik botol ataupun segel plastik pengaman, dilego tertutup hanya diketahui pembuat atau pedagang minyak gosok saja. Agar konsumen yakin, akar tumbuhan dimasukkan ke dalam botol dan diberi stiker.

Ramuan ngawur ini tentu sangat membahayakan kesehatan tubuh dan kulit. Para pedagang curang ini biasa memasarkan minyak gosoknya di terminal maupun di jalan-jalan. Kadang, mereka juga menitipkan dagangannya di warung langganan. Salah satu trik lain, yakni pedagang memijat calon pembeli dengan minyak urutnya.

Rata-rata minyak urut yang tak berizin ini dibanderol dengan harga antara Rp 10 ribu-Rp 15 ribu per botol. Sayangnya, peredaran minyak gosok abal-abal ini belum tersentuh pihak yang berwenang. Tim pun melakukan uji sampel tak berizin ini di laboratorium untuk menguji kandungan senyawa kimia di dalamnya. Hasil uji laboratorium menandakan minyak urut yang kami bawa terindikasi tercampur bahan kimia dan kadarnya cukup tinggi.

Meski berisiko terhadap kesehatan, tetap saja sejumlah konsumen masih memakainya. Pembeli harus teliti dan hati-hati agar tidak menjadi santapan tertipu pedagang curang. (APY/FRD)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.