Sukses

Warga Syiah Terima Bantuan Kemanusiaan

Bantuan kemanusiaan bagi warga Syiah korban penyerangan yang dilakukan kelompok anti Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur, terus berdatangan. Bantuan tidak hanya disampaikan oleh umat Islam, tetapi juga dari nonmuslim.

Liputan6.com, Sampang: Bantuan kemanusiaan bagi warga Syiah korban penyerangan yang dilakukan kelompok anti Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur, terus berdatangan.

Bantuan tidak hanya disampaikan oleh umat Islam, tetapi juga dari nonmuslim. Di antaranya, pada Jumat malam bantuan datang dari Komunitas Lintas Iman dan Gusdurian Jombang berupa bahan kebutuhan pokok sebanyak satu mobil pick up. "Selain bahan kebutuhan pokok, bantuan juga berupa pakaian layak pakai," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Imam Sanusi.

Jenis bantuan lain, kata dia, berupa pakaian layak pakai, mi instan, air mineral, biskuit, pakaian dalam, dan susu bayi. Berdasarkan data BPBD Pemkab Sampang, hingga Jumat (31/8) malam, tercatat sebanyak 41 elemen organisasi masyarakat telah menyerahkan bantuan bagi korban kemanusiaan kelompok Islam Syiah di Sampang, Madura.

Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, kali ini merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir ini. Aksi serupa juga terjadi pada tanggal 29-30 Desember 2011. Ketika itu rumah pimpinan Islam Syiah, musala dan madrasah kelompok Islam minoritas ini diserang oleh kelompok massa anti Syiah.

Kasus penyerangan yang dilakukan oleh kelompok massa tak dikenal terhadap kelompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Sampang, Madura, Minggu (26/8), menyebabkan stu orang tewas dan enam orang lainnya luka-luka.

Kerusuhan berawal saat 20 anak dari pemukiman Syiah di Desa Karang Gayam Madura yang bersekolah di Bangil Pasuruan, hendak kembali ke pesantren mereka di Pasuruan usai merayakan Idulfitri di tempat tinggal mereka.

Murid-murid itu dihadang oleh kelompok massa yang menggunakan 30 sepeda motor. Siswa Syiah yang sudah naik angkutan umum disuruh turun. Sedangkan yang mengendarai kendaraan, dipaksa pulang ke rumah mereka masing-masing. Kelompok Syiah yang kemudian melawan aksi itu justru membuat massa makin beringas sehingga bentrokan tidak terhindarkan.

Sementara itu, hingga kini polisi telah memeriksa sebanyak 20 orang yang diduga terlibat dalam kasus kekerasan tersebut dan satu di antaranya bernama Roisul Hukama telah ditetapkan sebagai tersangka. (FRD/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini