Sukses

Kapolri Menyambut Positif Pembubaran Laskar Jihad

Pembubaran Laskar Jihad disambut positif. Ja`far Umar Thalib mengaku sengaja membubarkan organisasi tersebut karena terdapat sejumlah penyimpangan yang dilakukan para anggotanya.

Liputan6.com, Jakarta: Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jendral Polisi Da`i Bachtiar menyambut positif pembubaran organisasi Laskar Jihad. Sebab, pembubaran Laskar Jihad di Kepulauan Maluku justru akan mengurangi tudingan sebagai kelompok yang suka membuat kekacauan. Kapolri juga berharap langkah ini bukan sekadar pembubaran lembaga. Sebab yang lebih penting adalah para anggota yang terlibat dalam kelompok militan Islam tersebut tak lagi melakukan pengacauan saat kembali ke masyarakat. "Yang penting, orang-orang yang bersangkutan jangan lagi melakukan tindakan yang mengacaukan," ujar dia.

Saat ini, Da`i mengaku telah mengantisipasi kemungkinan buruk yang akan terjadi dengan menugaskan Kepolisian Daerah Jawa Tengah untuk memantau aktivitas Laskar Jihad yang mirip dengan latihan militer. Sekitar 3.000 anggota Laskar Jihad memang dibubarkan di Maluku [baca: Laskar Jihad Membubarkan Diri]. Mereka akan dipulangkan ke tempat asal di madrasah-madrasah yang dikelola kelompok tersebut, di Jateng, dalam kurun waktu satu bulan.

Sebuah rumah di Jalan Cempaka Putih Tengah 27 Nomor 60, Jakarta Pusat yang dipakai sebagai markas organisasi tersebut, memang terlihat sepi sejak empat hari silam. Sebelumnya, kelompok ini juga pernah mengontrak rumah selama dua tahun untuk dijadikan markas. Rumah pertama letaknya tak jauh dari markas yang sekarang.

Sementara itu, pemimpin tertinggi Laskar Jihad Ja`far Umar Thalib di Yogyakarta, mengaku sebenarnya secara resmi telah membubarkan organisasinya sejak 7 Oktober silam. Keputusan tersebut diambil karena ia melihat sejumlah penyimpangan ideologi yang dilakukan anggotanya yang bertentangan dengan prinsip Ahlus Sunnah Waljamaah, keyakinan yang dianut organisasi yang beranggotakan sekitar 10 ribu orang ini. Misalnya soal pelanggaran ahlak terhadap seperti foto dan nuansa politik dalam kiprah laskar. "Padahal itu haram," kata pemilik Pondok Pesantren Ihyausunnah.

Ja`far menegaskan bahwa pembubaran Laskar Jihad itu bukan karena adanya tekanan dari pemerintah. Apalagi terkait dengan ledakan bom yang terjadi di Bali, Sabtu silam [baca: Ledakan Dahsyat Mengguncang Bali dan Manado]. Menurut dia, pembubaran itu sudah diputuskan Sidang Dewan Pembina Forum Komunikasi Ahli Sunnah Wal Jamaah pada 3-7 Oktober silam, sebelum tragedi mengenaskan tersebut terjadi.(LIA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.