Sukses

Indonesia Dinilai Masih Sakit!

Meski Indonesia telah merdeka, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menilai bangsa ini tengah sakit akibat banyaknya tokoh politik nasional yang telah keluar dari visi kebangsaan.

Liputan6.com, Jakarta: Meski telah merdeka, Indonesia dinilai sedang sakit. Hal ini lantaran masih banyaknya tokoh politik nasional yang telah keluar dari visi kebangsaan dalam menjalankan roda pemerintahan.

"Kini, Republik sedang sakit karena dikelola oleh para tokoh dan partai politik yang jauh dari visi kebangsaan dan visi globalnya yang mampu menempatkan Indonesia secara bermartabat dan berwibawa dalam pergaulan global," kata Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Addin Jauharudin kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (17/8).

Addin menjelaskan, pada era kepemimpinan Presiden Soekarno hingga Presiden KH. Abdurahman Wahid (Gus Dus), pemerintah telah menjalankan pembangunan nasional yang penuh dengan visi. Namun kini, kata Addin, visi pembangunan nasional itu telah jauh dari praktek kehidupan bangsa.

"Maka dibutuhkan dua hal untuk membuat bangsa ini maju dan juga berwibawa, yaitu kedaulatan dan kemandirian. Kedaulatan secara teritorial, energi, dan pangan, dan kemandirian secara ekonomi," tuturnya.

Menurutnya, bangsa ini akan terjebak terus menerus dalam kubang masalah sepanjang tidak ada kedaulatan dalam konstitusi. Oleh karena itu, pemerintah harus meninjau ulang semua bentuk intervensi asing dalam konstitusi nasional dan regulasi serta kebijakan yang tidak pro rakyat.

"Siapa pun pemimpinnya. Ketika problem ini tidak dituntaskan maka akan terus tersandera oleh konstitusi dan regulasi yang penuh rekayasa," terangnya.

Addin berharap sistem kaderisasi partai politik bisa menciptakan pemimpin tangguh, berkualitas, bersih dan tidak korup harus segera tercipta. "Karena partai politik adalah instrumen kaderisasi kepemimpinan nasional dan penjaga kedaulatan bangsa. Bukan pintu masuk liberasisasi nasional dan menghamba pada kepentingan asing," tambahnya.

Oleh karena, menurutnya, PMII dengan semangat kebangsaan dan tanggungjawab intelektual pergerakan mengajak untuk memadukan pandangan dan menyamakan persepsi Indonesia ke depan. Bahwa bangsa Indonesia harus dibangun dengan rasa optimis dan penuh tanggungjawab.

"Negara Indonesia bukanlah negara gagal. Hanya saja dikelola oleh para pemimpin yang buruk pikiran dan salah urus," jelasnya. (APY/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini