Sukses

Aksi <em>Nyengget</em> di Lintas Sumatra

Sopir truk mengaku trauma dengan pungutan liar yang memanfaatkan jalan rusak di lintas timur Sumatra. Kondisi terparah dialami supir truk pada malam hari.

Liputan6.com, Jakarta: Proyek perbaikan jalan tengah gencar digarap pemerintah untuk kenyamanan pemudik. Namun ada daerah di kawasan Sumatra yang sepertinya tak tersentuh tangan perbaikan. Jalan utamanya rusak parah. Ada apa di balik terbengkalainya proyek perbaikan jalan? Benarkah jalan rusak itu dimanfaatkan sejumlah oknum untuk kepentingan pribadi mereka.

Setiap tahun, utamanya jelang Ramadan dan Lebaran, proyek infrastruktur terkait transportasi darat berbenah. Jalan protokol antarprovinsi, jembatan, dan akses darat lainnya yang banyak dilalui kendaraan diperbaiki. Kerusakan seperti jalan berlubang, ambles segera mendapat perhatian dari pemerintah untuk kenyamanan pengendara.

Maklum saja arus mudik Lebaran segera tiba. Transportasi darat masih menjadi favorit untuk pulang ke kampung buat sebagian masyarakat Indonesia. Di tengah kesibukan perbaikan jalan, suara-suara sumbang terdengar di salah satu kawasan di Sumatra. Infonya, perbaikan jalan terbengkalai dan kabar miring lainnya. Pungutan liar marak.

Sejumlah sopir truk mengaku trauma dengan pungutan liar yang memanfaatkan jalan rusak. Kondisi terparah dialami supir truk pada malam hari. Situasi lebih tak bisa diprediksi. Selain jalan rusak tak terlihat, aksi nyengget alias pungli lebih ganas. Mereka pun memilih mengambil istirahat di rumah makan dan menunggu pagi tiba.

Yang paling dirugikan urusan pajak liar berbau pemerasan ini adalah pengusaha ekspedisi yang menggunakan jasa truk. Pungli yang terus mereka alami sebenarnya telah dilaporkan ke pihak berwajib. Pihak kepolisian yang dikonfrontir mengakui adanya tindak kriminal pemalakan yang terkait jalan rusak. Dan para supir tak berdaya.

Biang dari semua persoalan ini yakni kerusakan jalan memang masih belum bisa diatasi instansi terkait dikarenakan negosiasi masih menemui jalan buntu. Sebagian warga yang tanahnya terkena pelebaran jalur baru tak setuju dengan rencana ini karena belum menerima ganti rugi. Sebagian lainnya tak setuju karena besaran ganti rugi.

Pengendara menjadi paling dirugikan adanya jalanan rusak ini. Berbahaya. Efek lebih buruk pada pengendara truk ibarat jalur neraka buat mereka. Selain membahayakan nyawa, mereka harus berhadapan dengan pungutan liar. Pungli bukan aksi perseorangan namun dijalankan secara berkelompk. Sumber rezeki panas buat penyengget alias pungli.

Sejumlah modus pemerasan dilakukan untuk memalak sopir truk. Seolah-olah menjual air mineral dan koran, dengan lihai mereka pertukarkan lewat sejumlah uang yang nilainya jauh lebih besar dari harga air mineral dan koran sebenarnya. Dan supir truk pasrah. Tak bisa menolak. Uang dalam jumlah besar juga mereka keruk dari mobil travel.

Jalur lintas timur ini ternyata punya perputaran uang yang cukup besar bagi pelahap-pelahap uang panas hasil perasan supir truk. Dan ada kode-kode khusus yang diterapkan oleh para penyengget ini meraup uang dari para supir. Kode yang hanya dikenal dikalangan tertentu pemeras dan tentunya yang diperas.

Anehnya ada juga yang kondisi jalannya beraspal namun tidak merata. Kondisi ini jelas berbahaya. Para supir gemas dan emosi dan minta polisi bertindak karena selama ini perjalanan mereka melalui jalan rusak itu selalu mendapat hambatan dan terjadi aksi pemerasan. Bahkan salah satu supir sampai dianiaya dan menderita luka-luka.

Solusi saling menguntungkan perlu dipikirkan baik pemerintah maupun warga agar kepentingan banyak orang tak dikorbankan. Dan yang pasti aksi pemerasan juga harus ditindak tegas agar tidak ada lagi warga yang menjadi korban. Para sopir pun bisa lebih berkonsentrasi mengemudikan kendaraannya.(JUM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.