Sukses

Pasar Dibom, Sembilan Nyawa Melayang

Sembilan orang tewas menyusul pengeboman di sebuah pasar di Pakistan, yang dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Liputan6.com, Khar: Ledakan bom mengguncang sebuah pasar yang ramai di kawasan suku Pakistan dekat perbatasan dengan Afghanistan, Kamis (26/7). Sejumlah pejabat mengungkapkan, ledakan tersebut menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk dua anak.

Sebanyak 20 orang juga cedera ketika bom yang dipasang di sebuah truk bak terbuka itu meledak di pasar Pasht Salarzai di daerah Bajaur, salah satu ajang pertempuran sengit antara pasukan keamanan dan gerilyawan Taliban di Pakistan barat laut.

"Ada sembilan mayat dan 20 korban cedera dibawa ke rumah sakit," kata dokter Khalilur Rehman kepada AFP. Dua anak yang berusia delapan dan 13 tahun termasuk di antara korban tewas. Adapun mereka yang terluka mencakup empat anak yang berumur antara lima dan 11 tahun.

Seorang pejabat pemerintah sebelumnya menyebut jumlah kematian lima orang. Dan, sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman itu. Kendati demikian, Taliban dikabarkan melancarkan sejumlah serangan terhadap orang suku Salarzai karena membentuk milisi pro-pemerintah dan mendukung operasi militer.

Bajaur adalah lokasi operasi besar-besaran anti-Taliban pada Agustus 2008 dan Februari 2009. Pihak militer kemudian menyatakan bahwa daerah itu telah aman.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.000 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al-Qaidah dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan Amerika Serikat untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di Negeri Paman Sam.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah barat laut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaidah di kawasan suku barat laut. Pihak AS menyatakan, kelompok militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan pula, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pemerintah Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak. Sebaliknya, Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan. Perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan. Penduduk pun menganggap serangan itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaidah Usamah bin Ladin dalam operasi rahasia di Kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.