Sukses

Cuaca Panas Landa Wilayah Timur Tengah

Bulan suci ramadan kali ini akan lebih berat bagi warga yang tinggal di wilayah Maroko hingga Afghanistan. Pasalnya, cuaca panas ekstrim akan melanda tempat tersebut.

Liputan6.com, Gaza: Bulan suci ramadan kali ini akan lebih berat bagi warga yang tinggal di wilayah Maroko higga Afghanistan. Pasalnya, cuaca panas ekstrim akan melanda tempat tersebut. Media CBS News mewartakan, Jumat (20/7),  temperatur di daerah itu dikabarkan hingga mencapai 40 derajat Celsius, hari pun akan terasa lebih panjang karena musim panas.

Kalender bulan Islam bergerak melalui musim, sehingga ramadan dimulai 11 hari lebih awal setiap tahun menurut kalender Barat. Terakhir kali ramadan dimulai pada pertengahan Juli di tahun 1980. Puasa musim dingin lebih mudah karena suhu dingin dan hari lebih pendek. Tahun ini, ramadan dimulai di sebagian besar dunia Muslim pada hari Jumat, meskipun beberapa negara mengumumkan hari pertama pada hari Sabtu.

"Tidak ada pilihan selain merasakan cuaca panas," ungkap Jalal Qandil, buruh bangunan di Kota Gaza, Palestina. Ia menambahkan, jika tidak bekerja, kita tidak akan makan selama ramadan ini. Tapi ia mensyukuri bisa melalui ramadan tahun ini. Ia memiliki waktu kebersamaan dengan keluarga.

"Kadang-kadang cuaca bisa sangat panas. Bahkan, kita tidak bisa menyentuh tiang logam tanpa sarung tangan," kata Munir, seorang buruh berusia 26 tahun di Dubai, Uni Emirat Arab.

Otoritas keagamaan di Uni Emirat memungkinkan buruh untuk berbuka puasa jika suhu melebihi 50 derajat Celcius. Sarjana Muslim lain mengatakan, terlepas dari suhu, buruh dapat berbuka puasa jika mereka merasa lemah atau haus. Namun, mereka harus membayar puasa di hari lain, kata Sheik Mohammed Ali, seorang ulama Irak. (FRD)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini