Sukses

Mengitip Megahnya Masjid Agung Serang

Masjid Agung Ats-Tsauroh Serang atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Agung Serang Banten ternyata memiliki arti masjid perjuangan.

Liputan6.com, Serang: Masjid Agung Ats-Tsauroh Serang atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Agung Serang Banten ternyata memiliki arti masjid perjuangan. Makna perjuangan itu ada pada nama Ats-Tsauroh dalam masjid termegah di Kota Serang Banten.

Humas masjid Agung Ats-Tsauroh Serang Banten Roni Khaeroni kepada liputan6.com menjelaskan bahwa pada 1968 di masa kepemimpinan Bupati Serang yakni Letkol Suwandi, masjid agung ini diberinama Ats-Tsauroh. "Ats-Tsauroh itu sendiri berarti perjuangan," kata Roni di Masjid Agung Serang, Jumat (20/7).

Namun pada 1974, bangunan masjid diubah. Kemudian di tahun 1993 di masa kepemimpinan Bupati Serang H.Sampurna, ia memprakarsai untuk merenovasi bangunan masjid sehingga masjid Ats-Tsauroh resmi dijadikan Masjid Agung Kabupaten Serang pada tahun 1997.

"Kemudian pada tahun 2006 di bawah kepemimpinan Ketua Masjid Agung Serang yakni Panji Tirtayasa, dan bantuan dari APBD Kabupaten Serang masjid ini ditata kembali dengan menambah fasilitas di luar bangunan utama Masjid dan memfasilitasi Masjid dengan sarana multimedia dan internet," paparnya.

Perlu diketahui bahwa Masjid Agung Ats-Tsauroh Serang dulunya disebut Masjid Pegantungan yang mulai dibangun Rd. Tumenggung Basudin Tjondronegoro sejak 1870 hingga 1888. Rd. Tumenggung Basudin Tjondronegoro sendiri merupakan Bupati Pandeglang kala itu yang mewakafkan tanahnya seluas 2,6 hektare yang kini menjadi Masjid Agung Ats-Tsauroh Serang.

"Awalnya, masjid dibangun tanpa menara. Dalam perkembangan selanjutnya telah mengalami beberapa kali renovasi. Tahun 1930 Tuan Nurdin menata masjid seperti Kesultanan Banten tetapi tanpa menara. Namun pada tahun 1956 masjid ini disempurnakan dengan mendirikan menara," tuturnya.

Masjid dengan luas 2,6 Hektare ini memiliki pendopo, selasar, mezanin atau lantai atas, dan ruang bawah masjid. Masing-masing ruangan tersebut memiliki kapasitas tersendiri dalam menampung jamaat ataupun masyarakat sekitar yang ingin melaksanakan ibadahnya dengan total kapasitas sekitar 4.000 orang.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.