Sukses

Soal Ujian SIMAK UI Sebenarnya Relatif Sama

Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Gumilar Rusliwa Somantri mengatakan, soal ujian seleksi masuk UI relatif mudah karena relatif sama setiap tahun. Tim khusus pembuat soal menggunakan komposisi yang sama.

Liputan6.com, Jakarta: Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Gumilar Rusliwa Somantri mengatakan, soal ujian seleksi masuk UI relatif mudah. Pasalnya, dari tahun ke tahun, soal yang diberikan kepada calon mahasiswa relatif sama.
 
Gumilar menjelaskan inti soal yang dibuat untuk ujian seleksi memiliki standar dari bahan soal yang dibuat tim UI untuk semua bidang, baik Fisika, Kimia, Bahasa Inggris, Matematika maupun Biologi. Karena setiap bidang sudah memiliki komposisi, jadi ketika tes, komposisi soal dari tahun ke tahun relatif sama.

"Memang jumlah soalnya ribuan. Jadi setiap mau tes dilakukan pemilihan soal secara acak melalui komputer. Jadi sebenarya soal yang keluar dari tahun ke tahun diasumsikan sama, karena bobotnya sama," ujar Gumilar di Jakarta, Ahad (8/7).
 
Namun demikian, Gumilar mengisyaratkan, dari pengalaman sebelumnya para calon mahasiswa mengerjakan soal SIMAK UI relatif mudah dikerjakan. "Biasanya ada yang gampang tapi gak bisa dikerjakan tapi ada juga soal yang sulit tapi bisa dikerjakan."
 
Gumilar pun memberikan beberapa tips mengikuti ujian SIMAK UI. Pertama, yang paling panting peserta seleksi harus memiliki kesehatan jasmani dan rohani, agar tidak mengganggu proses ujian. Kedua, peserta harus tertib dan tenang, mengisi data diri dengan benar, karena dengan sistem komputerisasi maka hasil ujian akan dilakukan penilaian secara sistematis melalui komputer. 
 
"Coba bayangkan kalau salah mengisi data, komputer ga bisa baca, walaupun jawabannya benar semua kalau tidak terbaca komputer tetap salah semua," imbuhnya.
 
Selain itu, menghitamkan isi jawaban di lembar soal juga harus sesuai agar readable oleh komputer. Lembar jawaban tidak boleh terlipat dan kotor. "Kita juga harus tahu mesti ikut jurusan dimana, sehingga sesuai dengan bakat. Selain bakat juga taktis, pilian pertama boleh yang ketat, tapi juga harus realistis."
 
Hal penting lainya menurut Gumelar adalah menjunjung kejujuran. Karena jika tidak jujur ada analisanya. Setiap pengawas ujian seleksi sudah mendapat pelatihan khusus untuk menganalisa tindak kecurangan.
 
"Kalau yang menggunakan joki tidak dibenarkan, karena antara foto dengan yang datang bisa dicek kebenarannya.  Hal lain juga bisa diketahui kalau yang menggunakan alat elektronik, gerak-geriknya ketahuan. Kalau tertangkap di situ diverifikasi kalau dia terbukti curang, langsung ditandai merah, jadi tidak diperhitungkan," imbuhnya.(ADI) 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini