Sukses

Ribuan Petani Tembakau Besok Berunjuk Rasa

Sedikitnya 5000 petani akan berunjuk rasa tolak Rancangan Peraturan Pemerintah tentang pengendalian tembakau. Aksi itu dilakoni para petani tembakau dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta: Sedikitnya 5000 petani akan berunjuk rasa tolak Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pengendalian tembakau. Aksi itu dilakoni para petani tembakau dari Jawa Tengah dan Jawa Timur beserta buruh dan pedagang asongan. Mereka tergabung dalam Koalisi Nasional Penyelamat Kretek (KNPK).

Koordinator KNPK Zulvan Kurniawan mengatakan dalam aksi ini para petani akan menyambangi Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kementerian Kesehatan.

"Rencananya, besok Selasa (3/7), kami akan melakukan aksi ini supaya pemerintah melihat lebih jelas dan lebih gamblang lagi untuk melihat secara menyeluruh mengenai permasalahan RPP Tembakau ini," kata Zulvan dalam keterangannya kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Senin (2/7).

Aksi tolak RPP itu, menurut Zulvan karena aturan yang akan dikeluarkan pemerintah akan meremukkan industri produk-produk tembakau sehingga mematikan kehidupan ekonomi. "Tak hanya itu, RPP itu pun akan memiskinkan jutaan rakyat kecil yang menggantungkan hidupnya dari tembakau," ucap Zulvan.

Sementara Koordinator Komunitas Kretek Abisyam Demosa menambahkan dalam RPP Tembakau ada pasal mengenai diversifikasi tanam untuk mengganti tanaman tembakau. "Bagaimana mungkin pemerintah menyarankan alih tanam sementara tidak ada jaminan apapun," ucap Abisyam.

Ia menilai sikap pemerintah yang mengatakan RPP itu tak akan mengancam petani dan hanya mengatur industri. "Tapi kalau industri kena, petani pasti kena, karena hampir seluruh tembakau terserap oleh industri."

Abisyam menambahkan jika pemerintah bersikukuh mengesahkan RPP itu, pihaknya akan mengancam membawa massa lebih besar. "Kalau masih tetap disahkan, kami akan membawa massa lebih besar. Karena ini mengancam banyak sektor," ucap Abisyam.

Selain itu massa juga akan menyambangi sejumlah lembaga swadaya masyarakat Indonesia yang dicurigai menerima dana asing dengan tujuan mematikan industri tembakau.

"Meskipun dari luar nampak mulia dengan misi perjuangan kesehatan, namun sebenarnya mereka menjalankan agenda yang akan meruntuhkan kekuatan ekonomi tembakau nasional kita," pungkas Abisyam.(AIS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini