Sukses

Karena Cacat Bukan Hambatan Meraih Keberhasilan

Menampung 45 penyandang cacat yang tinggal di asrama beserta 270 orang lain bukan perkara mudah. Lebih Rp 30 juta dihabiskan setiap bulan untuk mendukung kegiatan dan hiaya hidup para anggota. Inilah Yayasan Senang Hati, satu-satunya yayasan tuna daksa di bali yang dikelola secara langsung oleh penyandang cacat.

Liputan6.com, Denpasar: Menampung 45 penyandang cacat yang tinggal di asrama beserta 270 orang lain yang tersebar di Bali bukan perkara mudah. Lebih Rp 30 juta dihabiskan setiap bulan untuk mendukung kegiatan dan biaya hidup para anggota. Inilah Yayasan Senang Hati, satu-satunya yayasan tuna daksa di bali yang dikelola secara langsung oleh penyandang cacat.

Ni Luh Putu Suriati, wanita tangguh dari Ubud, Bali, yang mengabdikan diri secara total dengan segala keterbatasan fisiknya di yayasan ini. Ia tak ingin cacat menjadi dinding pembatas keberhasilan seseorang. Tak hanya slogan, yayasan ini mampu bertahan hingga kini sejak berdiri pada 5 Mei 2003 dengan biaya sendiri.

Sejumlah penghargaan diraih tanda keberhasilan sebuah organisasi nirlaba ini. Cukup dengan Rp 50 ribu sebagai uang pendaftaran, para anggota bisa hidup dan belajar di sini.

Makan, tidur, belajar semua dilakukan di sini. Mengikuti berbagai pelatihan meningkatkan kemampuan hingga interaksi sosial. Untuk menghidupi yayasan, banyak hal bisa dilakukan penyandang cacat. Mulai dari paket wisata keliling Tampaksiring di seputar Istana Presiden, membuat aneka kerajinan, bermusik, hingga restoran bagi para tamu.

Dengan visi membawa orang dengan keterbatasan fisik keluar dari isolasi menuju masyarakat yang terintegrasi, yayasan tak sekadar memberi keyakinan tanpa modal kecakapan yang cukup. Pelatihan yang diberikan di antaranya bahasa Inggris, Jepang, dan Belanda, pendidikan komputer, kerajinan tangan hingga kesenian.

Dengan mengembangkan kepercayaan diri, fisik dan kemerdekaan ekonomi bagi para penyandang cacat,  Suriati mengubah segala paradigma negatif penyandang cacat. Mereka bisa melakukan semua yang bisa dilakukan manusia sempurna. Suriati bermimpi, langkahnya bisa menjadi awal kebangkitan penyandang cacat. (YUS)
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.